Tidak dipungkiri lagi bahwasanya kehadiran sistem DVR (Digital Video Recorder) praktis membuat Video Cassette Recorder (VCR) tamat riwayatnya. Saat ini sudah hampir jarang kita menemukan VCR di pasaran, sehingga boleh dikatakan bahwa VCR sudah punah. 

Sekarang ini DVR-lah yang mendominasi pasar, karena menawarkan berbagai macam keunggulan. Salah satu keunggulan DVR yang paling menonjol adalah "bebas kusut".  Ya, oleh karena DVR tidak menggunakan pita kaset sebagai media perekamannya (melainkan memakai hard disk), maka kasus "pita kusut" tidak pernah dijumpai. Bisa dibayangkan seandainya pada VCR pita kusut tadi berisi rekaman kejadian penting, tentunya repot, bukan? 

Walau pita bisa dirapikan kembali ke dalam wadahnya, namun tidak jarang hasil rekamannya malah menjadi goyang, bergetar dan beku, kendati kita sudah memainkan tombol Tracking.  Inilah problematika alami dari sistem Video Cassette Recorder.

Berbeda dengan sistem DVR yang memakai hard disk sebagai media perekamannya, maka peristiwa menjengkelkan tadi tidak bakal terjadi. Namun demikian, hal ini tidak serta merta menjadikan DVR sebagai satu perangkat yang bebas gangguan. 

Secanggih apapun DVR Anda, entah itu jenis Standalone maupun PC Base, gangguan akan selalu ada. Beberapa diantara gangguan "klasik" DVR sudah kami paparkan di sini

Tetapi dari uraian tersebut, ternyata masih ada satu hal yang luput dari kami, yaitu seputar persolah backup. Mungkin beberapa diantara pembaca ada yang pernah "disuruh" mem-backup semua isi rekaman pada DVR ke dalam kepingan CD ataupun DVD. Tapi, apakah gerangan yang terjadi? 

Sungguh, ini satu pekerjaan menjengkelkan, bukan? Apa pasal? Sebab, DVR ini sudah berisi data rekaman berhari-hari dan proses backup pun memakan waktu sangat lama, bahkan sudah di luar nalar. 

Apa anda pernah mengalami hal serupa? Jika sudah demikian kejadiannya, lantas apakah ini yang dimaksud dengan backup pada DVR? Apakah backup pada DVR dapat disamakan dengan backup seluruh isi data pada hard disk PC?


Melalui Blog sederhana ini, kami merasa perlu "meluruskan" seputar pengertian backup itu sendiri, khususnya pada DVR. Terlepas dari berhasil atau tidaknya kita dalam mem-backup, menurut kami selama ini telah terjadi "salah penafsiran" terhadap definisi backup itu sendiri, sehingga persoalan ini berpotensi menjadi problema tanpa akhir.


Untuk itu marilah kita lihat ilustrasi ini. Katakanlah kita memiliki DVR dengan hard disk 80GB. Kendati hard disk seukuran ini sudah punah di pasaran, namun sebagai ilustrasi tak mengapalah. Kemudian kita disuruh mem-backup semua isi hard disk tersebut (baca: rekaman video) ke dalam kepingan cakram optik, misalkan DVD atau CD. Seperti diketahui, kapasitas max. 

satu keping DVD saat ini sekitar 4.7GB. Nah, dengan logika sederhana saja, maka untuk memindahkan semua isi hard disk, paling tidak kita memerlukan space yang setara, bukan? Jadi, jika backup ini dilakukan ke dalam DVD, maka artinya kita memerlukan 80GB / 4.7GB = 17 keping DVD!  Luar biasa!  

Bayangkan lagi  jika di-transfer ke dalam CD, maka tentunya kita memerlukan cakram yang lebih banyak lagi, karena satu CD rata-rata "hanya" memuat 700MB saja (0.7GB). Tepatnya, kita memerlukan 80GB/0.7GB = 114 keping CD kosong! Wow! Lalu, bagaimana jika ke dalam hard disk external? Ya, tentu sah-sah saja. Hanya, berapa lama waktu yang diperlukan? Lalu setelah sukses, apakah kita akan menjajarkan hard disk layaknya menyimpan map di lemari? 

Menurut kami, hal ini bukan solusi cerdas, entah menurut Anda. Apalagi saat ini harga hard disk sedang tinggi akibat pengaruh banjir di Thailand. Nah, dari sisi ini saja, kita sudah bisa menilai rasional atau tidaknya proses pem-backup-an yang dimaksud, kecuali jika Anda suka dalam melakukannya. Belum lagi saat di tengah jalan terdapat reading error atau writing error, maka dipastikan pekerjaan ini akan menjadi mimpi buruk.  

Lain halnya jika Anda memiliki utility kompresi yang "luar biasa" hebat dan selamat dari kesalahan baca tulis, maka hal itu dapat direalisasikan. Hanya saja, sepanjang pengetahuan kami,  utility yang dimaksud hingga saat ini belum ada.


Lantas apa implikasinya? Secara teori, mem-backup semua isi hard disk pada DVR adalah salah!  Artinya, tidak ada orang yang mau melakukan ini, baik secara profesi apalagi sukarela. Kami banyak mendengar keluh-kesah orang yang disuruh melakukan ini dan lagi-lagi yang kami dapatkan tidak lain kecuali pekerjaan sia-sia!


Perlu diketahui pula, bahwa proses backup itu hanya bisa dilakukan pada DVR Standalone-nya sendiri, tidak bisa dengan cara mencabut hard disk dari DVR dan memindahkannya langsung ke dalam PC. Ini disebabkan karena perbedaan format penulisan pada hard disk DVR dengan PC, sehingga tidak bisa dibaca langsung oleh sistem operasi PC semisal Windows. 

Kami tidak tahu sistem operasi lainnya seperti Linux, apakah bisa atau tidak? Saat mem-backup, DVR akan berhenti merekam, sehingga bisa dibayangkan berapa jam total kehilangan rekaman pada saat kita melakukan backup. 


Kembali pada pokok persoalan, jadi apa sebenarnya yang dimaksud dengan backup pada DVR dan apa pula tujuannya? Backup pada DVR maksudnya adalah mencuplik beberapa segmen video pada saat ada kejadian penting, lalu memindahkannya ke media lain (USB Disk, CD ataupun DVD). 

Jadi, dalam hal ini bukan meng-copy semua isi rekaman DVR ke dalam hard disk lain. Tujuan mencuplik beberapa bagian video tersebut, misalnya sebagai alat bukti kepolisian dalam mengusut satu perkara ataupun untuk keperluan lainnya. Oleh karena hanya beberapa menit saja, maka prosesnyapun mudah dan tidak akan lama, seperti pada kasus pemboman hotel JW-Marriot beberapa waktu lalu. 

Walaupun yang ditayangkan ke ranah publik ini bukan merupakan hasil backup (tapi sorotan camera ke atas monitor), namun kami hanya ingin mempertegas ilustrasinya. Nah, berapa lamakah durasi video clip tersebut?  Hanya beberapa detik saja, bukan? Jadi, saat polisi meminta backup-pun, maka prosesnya tidak memerlukan waktu lama. Inilah sebetulnya yang kami maksud dengan backup pada DVR Standalone.


Untungnya, kami tidak bersendirian dalam pendapat ini. Dalam satu situs CCTV terkenal jelas-jelas disebutkan seperti ini:


"The purpose of the backup system is to allow the DVR operator to export a specific segment of video so that the video can easily be transferred to the police in the event that something occurs that needs to be investigated.  The file that is exported by the backup process can be replayed using the video player application that is built into the integrated remote station software that the DVR comes with.  The backup system is designed to export minutes worth of video.  The system is NOT meant to be an archiving service to export hours and days of video to an external drive".
Silakan terjemahkan menurut bahasa anda sendiri. Perhatikan pula penulisan kata "not" yang memakai huruf kapital. Jika demikian halnya, apakah anda masih berkutat pada masalah backup seluruh data rekaman pada DVR anda?

Semoga Bermanfaat...
Source: From SAGT Bandung


"Jika Anda Memang Ingin Membackup semua harddisk DVR anda kami sarankan agar memakai dua kali lipat harddisk DVR anda, semisal di internal dvr anda memakai hardisk 500Gb maka anda perlu memback up dengan hardisk portabel dengan kapasitas 1Tb sebelum mencoba anda harus merubah format File System harddisk portabel anda dari NTFS / FAT ke FAT-32.


untuk download tool perubah format silahkan ke :
>> Tool Format FAT 32 <<