Pesimis adalah kondisi pikiran yang melihat dunia ini selalu
negatif. Memang tidak harus semuanya terlihat negatif, mungkin untuk aspek
kehidupan yang lain seseorang menerima dengan positif, tetapi untuk aspek
lainnya dia melihatnya dengan negatif. Artinya mungkin ada seseorang yang
pesimis hanya untuk sebagian aspek kehidupan lainnya.
Muara dari
pesimis adalah sikap putus asa, sebuah sikap yang
menganggap tidak ada lagi (habis) harapan positif. Pesimis dengan sikap putus
asa adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan. Saat kita membahas pesimis, kita
juga sekaligus bicara tentang putus asa. Pesimis menyebabkan kita putus asa, dan
penyebab putus asa adalah pesimis.
Penyebab Pesimis
Bagi orang yang pesimis, mereka pesimis karena “fakta dan logika berbicara”.
Mereka akan bersandar pada fakta tentang hel-hal negatif, akibat buruk, dan
kekagagal yang ada. Ini akan menjadi alasan bagi mereka, bahwa berpikir negatif
itu wajar sebab fakta berbicara. Selain fakta, mereka pun akan mengatakan bahwa
secara logika juga memang demikian, bahwa selalu ada hal negatif dan peluang
kegagalan dibalik sesuatu.
Contoh fakta yang bisa dijadikan alasan mereka pesimis seperti banyaknya
pejabat yang korup. Berbagai penggantian pejabat sudah sering terjadi, tetapi
perbaikan belum terlihat. Ini menjadikan banyak orang yang pesimis. Bisa juga,
Anda sudah mencoba
bisnis, namun gagal lagi, gagal lagi. Anda kemudian mengatakan
“fakta” bahwa Anda memang tidak akan berhasil bisnis, atau mengatakan bisnis itu
sangat beresiko. Artinya, meski Anda punya fakta dan dalil untuk bersikap
pesimis, Anda tetap orang pesimis.
Namun, sebenarnya bukan itu penyebab pesimis. Mohon maaf, penyebab pesimis
adalah iman yang lemah bahkan orang yang tidak punya iman.
“
Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri,
janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. (
QS. Az Zumar:
53)
Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan
saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada
berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir“. (
QS.
Yusuf:87)
Ibrahim berkata: “Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat
Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat“. (
QS Al
Hijr:56)
“
Janganlah kalian berputus asa dari rizqi Allah selama kepala kalian
masih bergerak. Manusia itu dilahirkan oleh ibunya dalam keadaan merah, tidak
memiliki suatu apapun, lalu Allah Azzawajalla memberinya rizqi“.
(
HR Ahmad No 15294)
Dalam hadits lain disebutkan:
“
Janganlah kalian berputus asa dari kebaikan, selama kepala kalian masih
bisa bergerak. Manusia itu dilahirkan oleh ibunya dalam keadaan merah, tidak
memiliki suatu apapun, lalu Allah Azzawajalla memberinya rizqi“.
(
HR Ahmad No 15295)
Bahaya Pesimis
Jika seseorang pesimis terhadap sesuatu, maka dia tidak mungkin lagi berupaya
dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkannya. Tidak ada pencapaian dan kebaikan
dari orang yang pesimis. Dia memiliki segudang alasan, logika, dan faktwa bahwa
dia tidak perlu berusaha lagi. Jika tidak berusaha, maka dia tidak akan pernah
mendapatkan apa-apa. Dia bahkan tidak mau berdakwah karena tidak akan ada
gunanya menurut dia. Jadi, memang bahaya baik untuk dunia dan akhirat.
Malas, tidak mau berusaha, hanya menghujat sana sini, bahkan tidak sedikit
yang bunuh diri saat harapan sudah tidak ada. jadi, jangan biarkan sikap pesimis
tumbuh dalam hati Anda.
Cara Mengatasinya
Cara mengatasinya artinya kita membangun optimisme dalam diri kita. Jika
penyebabnya adalah lemah atau bahkan tidak ada iman, maka jika ada setitik saja
rasa putus asa dalam diri kita, maka kita harus terus-menerus meningkatkan
keimanan kita. Tentu dengan iman yang sebenar-benarnya iman.
Bukankah kita beriman jika Allah Mahakuasa? Maka tidak ada yang tidak mungkin
jika Allah sudah berkehendak. Sebesar apa pun masalah yang kita hadapi, bagi
Allah itu mudah saja. Sebesar apa pun tujuan yang akan kita gapai, bagi Allah
itu mudah. Jadi, tidak ada kata putus asa jika Anda percaya kepada Allah akan
menolong kita.
Seorang yang beriman saat dia menghadapi kesulitan, dia tidak akan pernah
berputus asa, meski dia bingung apa yang harus dilakukan. Maka dia akan berdo’a
meminta petunjuk kepada Allah. Karena dia yakin, Allah Maha Mengetahui.
Setelah berdo’a dia akan bertawakal kepada Allah. Saat urusan kita sudah
diwakilkan kepada Allah, kenapa kita harus takut? Bahkan sekedar ragu pun tidak
pantas, sebab Allah akan membantu kita.
Saat keyakinan sudah mantap dalam hati, maka dia akan begitu semangat dalam
berikhtiar, optimis, dan menyongsong masa depan yang lebih baik. Masa lalu boleh
kelabu. Saat ini mungkin banyak masalah. Tetapi, tidak ada alasan kalau besok
akan tetap seperti ini. Selama kepala bisa bergerak, maka kita tidak perlu
berputus asa dari kebaikan dan rezeki.
Kita juga harus tetap optimis meski beban terasa sangat berat.
Seberat-beratnya beban, tentu manusia akan tetap mampu menanggungnya. Sebab,
Allah tidak akan membebani manusia di luar kesanggupannya.
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya. (QS Al Baqarah: 286)
Saya Ingin Optimis, Tapi Apa Yang Harus Saya Lakukan?
Tentu saja, kadang kita tidak (sebenarnya “belum”) mengetahui apa lagi yang
harus dilakukan? Kita mungkin bingung. Namun yakinlah, saat kita tidak
mengetahui, bukan berarti tidak ada jalan. Kita hanya belum menemukannya. Kita
bukan tidak bisa, tetapi belum tahu caranya. Jadi, saat Anda tidak tahu harus
melakukan apa, maka jawabannya adalah belajar dan/atau mencoba.
Artinya, Anda bisa belajar kepada orang lain atau mencoba sendiri kemudian
mengambil pelajaran dari percobaan Anda. Jika Anda tidak mau belajar dan
berusaha, maka Anda tidak akan pernah menemukan apa-apa. Optimis akan tetap jauh
dari diri Anda.
Percayalah, semakin banyak belajar (belajar dengan cara yang baik) maka Anda
akan semakin optimis. Jalan-jalan seolah mulai terbuka untuk Anda lalui, baik
mengatasi masalah Anda maupun menggapai impian Anda.
Jangan Tergesa-gesa
“
Sesungguhnya doa salah seorang dari kalian akan dikabulkan selama ia
tidak tergesa-gesa, hingga dia berkata; “Aku telah memohon kepada Rabbku namun
Dia tidak mengabulkan doaku.” (
HR Ahmad No 8784)
Sikap tergesa-gesa akan menjadikan kita pesimis. Jika Anda ingin mendapatkan
sesuatu dengan tergesa-gesa, akan menyebabkan Anda putus asa, karena harapan
memang tidak terlihat. Anda ingin kaya dalam semalam, ingin terampil besok,
bahkan ingin dikabulkan do’anya segera. Semuanya butuh proses, ada
sunatullah di dunia ini
dan kita harus mengikutinya karena itu adalah ketentuan Allah. Jadi, ikuti
proses jangan tergesa-gesa.
Kesimpulan
Cara mengatasi pesimis itu tiada lain dengan cara mempertebal iman kita,
manajemen qalbu.
Sehingga kita akan memiliki keyakinan dalam berikhtiar. Jika Anda menemukan
sesuatu yang berat, yakinlah itu dibawah kesanggupan Anda. Jika Anda tidak bisa,
maka yakinlah ada caranya, hanya saja belum Anda temukan. Jika memang jauh, maka
melangkahlah agar semakin dekat.
By, Motivasi Islami