Tampilkan postingan dengan label Belajar Trading. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Belajar Trading. Tampilkan semua postingan

Seperti musim kemarau dan musim hujan, musim tanam atau musim kawin pada periodik tertentu adalah sebuah siklus. seperti fenomena alam Bitcoin juga mempuyai siklus pada pasar cryptocurrency yang biasa di sebut dengan BITCOIN HALVING.


Bitcoin Halving adalah event besar yang terjadi pada algoritma SHA256d pada jaringan bitcoin yang secara otomatis memotong imbal hasil bagi para penambang bitcoin setiap 4 tahun sekali. mengakibatkan peningkatan harga dari bitcoin itu sendiri disaat menjelang, disaat dan setelah siklus ini terjadi. secara garis besar siklus ini adalah suatu pertanda bahwa pasar crypto akan terjadi "bull market" atau kenaikan harga pasar crypto secara umum. Banyak pihak yang berspekulasi dan mulai berinvestasi ketika pasa crypto mendekati siklus bitcoin halving.


Ketidaktahuan bitcoin halving adalah salah satu kesalahan terbesar para trader pemula ketika memasuki pasar crytocurrency karena mereka tidak memiliki titik sebagai tanda waktu yang  tepat untuk masuk dan keluar market cryptocurrency sebagai bagian dari strategi efektif yang dapat digunakan. pada bull market di crypto dimana keseluruhan harga mengalami kenaikan yang signifikan dalam jangka waktu yang cukup lama, strategi yang paling efisien adalah dengan membeli dengan harga murah dan menyimpannya sampai waktu tertentu hingga market memiliki tanda "bear" atau penurunan harga yang bergerak implusif maka investor dapat segera menjual barang seluruhnya atau sebagian untuk mendapatkan keuntungan.


Siklus Bitcoin Halving memiliki kaitan dengan Bitcoin Dominance, Bircoin Dominance adalah tool untuk mengetahui berapa banyak pengaruh bitcoin pada alternative coin (altcoins) pada pasar cryptocurrency. chart ini dijadikan patokan untuk mulai berinvestasi coin selain bitcoin di pasar crytocurrency karena harga altcoins selalu berirama dengan harga bitcoin. Jika harga bitcoin naik maka altcoins juga akan naik dengan presentase yang lebih besar. begitu juga sebaliknya. hampir dipastikan 80% pergerakan harga altcoins mirip dengan bitcoin namun dengan kenaikan yang lebih implusif.



Ada sebuah korelasi dan hubungan antara bitcoin dan altcoin :

1. Harga Altcoin akan Naik jika Chart Bitcoin Dominance Turun dan Harga Bitcoin Stabil

2. Harga Altcoin akan Turun Jika Chart Bitcoin Dominance Naik dan Harga Bitcoin Naik

3. Harga Altcoin akan Stabil Jika Chart Bitcoin Dominance Naik dan Harga Bitcoin Stabil

4. Harga Altcoin akan Naik Implusif jika Chart Bitcoin Dominance Turun dan Harga Bitcoin Naik

5. Harga Altcoin akan Turun Implusif jika Chart Bitcoin Dominance Naik dan Harga Bitcoin Turun


Sedangkan apa yang dimaksud dengan Altcoin adalah token unitilitas yang terus berkembang dengan potensi keuntungan yang tak terbatas dan mimiliki resiko yang sangat tinggi dengan fungsi sebagai alat spekulasi. bisa dikatakan bahwa Altcoins adalah token yang dikembangkan oleh devolepment cryptocurrency dalam membangun sistem dari Defi (Decentralized Finance), Gamefi, Artificial Intelegence, Metarverse dan Utilitas lain di atas jaringan blockchain.


memahami bahwa market cryptocurreny adalah amrket yang penuh dengan sentimen merupakan suatu langkah awal untuk dapat memancing keuntungan dari market ini, hal ini harus dipahami market ini adalah market yang sangat baru sehingga struktur pasar masih belum efisien dan pola prilaku investor didalamnya sangatlah tidak rasional.




Pada saat Richard Nixon seorang Presiden Amerika Serikat pada tahun 1971 mengumumkan bahwa Amerika Serikat tidak lagi mengkonversikan mata uang Dollar USD dengan Komoditas Emas sehingga nilai mata uang tersebut mengambang. Nilai uang sudah tidak ada artinya sejak kebijakan Presiden Nixon diambil, nilai uang akhirnya semakin menurun dan harga barang semakin merangkak naik sehingga fungsi uang sudah tidak dapat ditabung karena nilainya semakin menurun akhirnya uang hanya sebagai alat untuk melakukan konsumsi atau diputar sebagai alat investasi.


Sejak kebijakan Presiden Nixon yang sering dikenal sebagai "The Nixon Shock" banyak instrumen investasi dilahirkan agar sebuah kekayaan seseorang tidak turun seperti nilai mata uang. Instrumen yang menjaga kekayaan ini mulai dikembangkan mulai instrumen dari komoditas, properti, dan saham dengan tujuan bagaimana instrumen tersebut tidak hanya menjaga kekayaan tapi juga dapat melipat gandakan kekayaan.


Anda dapat melihat orang yang berinvestasi komoditas dan properti yang dimulai sejak tahun 1950 hingga saat ini banyak sudah memperoleh keuntungan yang berlipat hingga pada saat ini properti hampir mustahil untuk mudah dibeli oleh generasi saat ini yaitu generasi milenial dan generasi Z. Sedangkan saham adalah intrumen yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu yang membuat pergolakan finansial hingga krisis yang dapat dimiliki oleh segelintir entitas.seperti krisis pada tahiun 2008 yang mengungkap fakta tidak ada sistem tersentral yang tetap bertahan dan tetap berjalan selamanya. 


Pada tahun 2008 membuktikan bahwa kekuatan tunggal suatu entitas yang terlalu berlebihan cenderung korup dan merusak meskipun terdengar mengerikan pada krisis finansial global terdapat hanya segelintir orang yang mendapatkan keuntungan yang sangat besar sedangkan masyarakat luas sangat menderita dalam ledakan bubble kredit perumahan di Amerika yang berimbas perekonomian global.


Keadaan tersebut mengharuskan kita beralih pada suatu sistem keuangan baru yang tidak berpusat pada suatu entitas tertentu, melainkan melibatkan semua orang tanpa terkecuali untuk ikut membangun sistem itu sendiri. sistem yang bekerja secara demokratis yang lahir dari komunitas oleh komunitas dan untuk komunitas. semangat ini pada tahun 1982 seorang kriptografer bernama David Chaum memperkenalkan "eCash" yang pada perkembangannya kurangnya minat pada waktu itu karena asas desentralisasi membutuhkan infrastruktur yang kompleks dan masyarakat masih belum terbiasa dengan budaya digital.


Karena spirit desentralisasi "e-Cash" David sebuah whitepaper tentang Uang Tunai Elektronik Bitcoin dengan 9 halaman di upload di berbagai forum internet oleh entitas samaran dengan code Satoshi Nakamoto pada tanggal  31 Oktober 2008 dan pada tanggal 3 Januari 2009 blok pertama di jaringan Bitcoin di tambang dan sejak saat itu pula Bitcoin terus berkembang bukan menjadi Alat Tukar untuk transaksi seperti Uang/Fiat tapi sebagai Asset di ekosistem digital selayaknya kepemilikan properti di dunia nyata.


Bitcoin berjalan pada algoritma SHA256d dan dibatasi hanya berjumlah 21 Juta Coin, dengan proses penambangan setiap 10 menit pada rantai block jaringan bitcoin dengan hasil tambang yang dipotong setengah setiap 4 tahun sekali sejak block pertama ditambang dan sekarang 19 juta coin telah ditambang dan sisanya 2 juta keping coin dengan kemungkinan block terakhir pada tahun 2140 ada 100 tahun lagi untuk kita trader retail untuk dapat mengoleksi Asset ini sebelum intitusi atau pemerintahan menjadikan instrumen berjangka.


Dan kemungkinan Bitcoin Standart akan menjadi Standart Baru dalam dunia financial dan ketika saat itu tiba Bitcoin adalah Asset yang sangat berharga melebihi Surat Berharga Perusahaan manapun karena saat ini Bitcoin sudah berada dalam urutan ke-10 dan akan terus merangkak naik seperti histori parabolic price action di pasar cryptocurrency. 




Pada dasarnya, pivot point dikenal sebagai acuan dari tingkat harga untuk digunakan oleh trader dalam pergerakanan pasar. Di mana, hitungan pivot point berupa rata-rata harga signifikan meliputi tinggi, rendah, dan tutup dari kinerja pasar di periode perdagangan sebelumnya. umumnya deretan angka Fibonacci digunakan sebagai cara standar dengan mengalikan selisih harga penutupan dan pembukaan dengan level Fibonacci seperti 38,2 persen, 61,8 persen, dan 100 persen, kemudian tambah atau kurangi angka yang didapat dalam mencari pivot point sehingga akan ketemu level pivotnya.


Bagaimana Cara Menghitung Pivot Point?

Pada umumnya, untuk menghitung pivot point yaitu dengan menggunakan harga pembukaan, harga tertinggi, harga terendah, dan harga penutupan pada sesi trading sebelumnya. Cara mudahnya adalah dengan menggunakan atau mengacu pada sesi trading yang paling banyak digunakan oleh trader di seluruh dunia atau sesi trading Amerika. Kamu juga bisa menggunakan sejumlah cara klasik dengan memerhatikan rumus sebagai berikut:

·      Pivot point atau PP = (harga tertinggi + harga terendah + harga penutupan)/3.

·      Resistance pertama atau R1 = (2 x PP) – harga terendah.

·      Support pertama atau S1 = (2 x PP) – harga tertinggi.

·      Resistance kedua atau R2 = PP + (harga tertinggi – harga terendah).

·      Support kedua atau S2 = PP – (harga tertinggi – harga terendah).

·      Resistance ketiga atau R3 = harga tertinggi + 2 (PP – harga terendah).

·      Support ketiga atau S3 = harga terendah – 2 (harga tertinggi – PP).


Menerapkan Pivot Point dalam Strategi Trading

Tidak jauh berbeda dengan support dan resistance, strategi trading menggunakan pivot point akan membuat harga yang berkali-kali bergerak ke arah level support maupun resistance akan memantul kembali sehingga level support maupun resistance-nya juga semakin kuat. Selain itu, menerapkan metode ini saat trading bisa dilakukan dengan melihat dua kondisi pasar, seperti kondisi pasar ranging dan kondisi pasar breakout. Berikut penjelasan lengkapnya.

Kondisi pasar ranging memungkinkan untuk melakukan pivot point dengan cara saat harga mendekati salah satu level resistance, maka trader bisa memasang posisi sell, lalu menempatkan stop loss sedikit di atas level resistance. Lalu, ketika harga mendekati salah satu level support, maka trader bisa memasang posisi buy dengan menempatkan stop loss sedikit di bawah dari level support.

Kondisi pasar trending ini bisa digunakan untuk mencari tahu kapan sebuah trend terbentuk, lalu sekalian menunggangi trend secara lebih awal dan mendapatkan keuntungan secara lebih banyak.


Menentukan Target dan Stop Loss dengan Pivot Point

Menerapkan pivot point untuk menentukan target dan stop loss bisa dilakukan dengan cara konservatif yaitu bouncing dengan risiko biasanya ditentukan oleh beberapa pip di atas maupun di bawah level pivot sebelumnya. Di mana, trader yang agresif akan selalu menentukan risiko seminimal mungkin agar dapat memperoleh Risk/Reward Ratio secara memadai. Selain itu, hal yang harus diingat adalah pergerakan harga bakal berhenti di satu pivot point sebelum melanjutkan ke level selanjutnya. Sedangkan saat sentimen pasar berubah, maka pergerakan harga bakal segera berbalik arah.

Pivot point sendiri memang dapat dijadikan indikator pada sentimen pasar yang cenderung bullish atau bearish. Di mana, level pivot sendiri merupakan support dan resistance yang sifatnya objektif sehingga tidak heran banyak dipilih para trader. Metode ini juga menjadi salah satu bagian dari analisa trading sehingga disarankan untuk mempelajarinya secara baik.


Seperti membeli kebutuhan sehari-hari, pasar adalah tempat banyaknya transaksi antar individu dengan berbagai macam latar belakang dan tujuan. tempat dimana transaksi dari supply (penawaran) dan demand (permintaan) berjalan, Penawaran dan permintaan merupakan dua istilah yang sering digunakan baik pada ekonomi konvensional maupun ekonomi Islam.


Supply dan Demand berupa kekuatan-kekuatan yang membuat perekonomian pasar bekerja, serta menentukan kuantitas setiap barang yang diproduksi dan harga ketika barang tersebut terjual. Sebagai kebutuhan terhadap suatu produk yang ditunjang oleh sejumlah uang untuk membelinya. Penawaran adalah banyaknya barang yang ditawarkan oleh penjual pada suatu pasar tertentu, pada periode tertentu dan pada tingkat harga tertentu. 


Permintaan adalah sejumlah barang atau jasa yang dinginkan dibeli atau dimiliki pada berbagai tingkat harga pada waktu tertentu. Fungsi permintaan dalam ilmu ekomomi adalah menunjukkan hubungan antara harga barang dan jumlah barang yang di minnta oleh masyarakat.


Membeli ikan di pasar ikan, membeli mobil di pasar mobil, membeli buah di pasar buah bukan mencari buah di pasar ikan atau di pasar mobil maka untuk mencari modal maka kita harus membeli modal dipasar modal sesimple itu logikanya. tapi sebenarnya apa maksudnya membeli modal di pasar modal. modal yang kita maksud adalah menabungkan uang kita dengan jangka panjang yang membutuhkan waktu untuk nilainya bertumbuh.


Karena monster yang bernama Inflasi akan selalu mengintai kehidupan nilai dari uang kita. yang belum tahu inflasi itu apa? sedikit saya jelaskan Inflasi adalah situasi yang terjadi karena adanya kenaikan harga secara umum dan terus menerus. dimana pada tahun 2020 uang dua puluh ribu rupiah dapat digunakan untuk membeli satu kilogram telur beserta dengan kecap sachet 65ml lengkap dengan 3 siung bawang putih dan 5 biji cabe rawit namun karena inflasi pada tahun 2022 nilai dari uang dua puluh ribu rupiah tidak dapat ditransaksikan untuk membeli telur dan bumbu kecap sambal karena kenaikan harga satu kilogram pada tahun 2022 adalah dua puluh lima ribu rupiah.


ada banyak kabar pesimis untuk menabung modal di pasar modal, katanya hanya untuk orang kaya, masyarakat yang makan saja bersyukur malah dipaksa untuk menabung. padahal ada pepatah menabung pangkal kaya. menabung ini kita maksudkan bukan menabung uang tapi menabung saham di pasar modal banyak contoh orang di indonesia atau luar negeri berhasil menumbuhkan nilai uangnya menjadi modal untuk dapat digunakan keperluan pada masa mendatang. 


Namun sebelum nabung modal kita harus cek terlebih dahulu :

1. Cashflow (pemasukan harus lebih positif dari pada pengeluaran).

2. Tidak punya hutang dengan dengan bunga 15% / Tahun.

3. Mempuyai dana darurat sesuai tanggungan minimal 2 bulan.

4. Mempuyai Asuransi minimal sudah ikut BPJS lebih dari 3 bulan.


Untuk permulaan menabung modal kita asumsikan sumber pemasukan kita dari gaji UMR, memang setiap daerah memiliki perbedaan besaran gaji UMR namun dengan alokasi 10% dari 100% pemasukan kita bisa dipastikan tidak akan berpengaruh dari beban bulan. 


seperti semisal :

Jika gaji UMR kita 1 jt - 2 jt maka 10% adalah 100rb-200rb dari 900rb-1.8 jt

kalau UMR kita 2 jt - 3 jt maka 10% adalah 200rb-300rb dari 1.8jt-2.7jt

atau UMR kita 3 jt - 4 jt maka 10% adalah 300rb-400rb dari 2.7jt-3.6jt

Jika pemasukkan lebih dari ini bisa kita besarkan persentasenya tergantung dari setiap individu namun dengan gaji yang lebih tinggi kesempatan menabung dan besaran menabung akan lebih besar jika kita bisa seimbangkan dengan gaya hidup kita. 


Ketika sudah siap mengalokasikan 10% dari income kita maka kita akan memilih saham apa yang bisa digunakan untuk ditabung seumur hidup. berikut ini refrensi saham yang baik digunakan untuk menabung modal kita untuk seumur hidup kita.

Sebelum membeli saham untuk membeli modal kita perlu kita ketahui :

1. Minimal transaksi dalam saham adalah 1 Lot / 100 lembar saham.

2. Harga lembar saham

Semisal Harga lembar saham Index IDX30 (XIIT) 550/ lembar 

maka untuk membelinya minimal 550 x 100 = 55.000 lot


untuk Rekomendasinya :

Jika UMR kita 1jt - 2jt maka beli 1lot XIIT/bulan atau 3 bulan sekali 1lot BBRI/TLKM/SIDO

kalau UMR kita 2jt - 3jt maka beli 3lot XIIT/bulan atau 2 bulan sekali 1lot BBRI/TLKM

atau UMR kita 3jt - 4jt maka beli 4lot XIIT/bulan atau 2 bulan sekali 1lot BBCA


Keterangan Code Saham :

XIIT = Index gabungan 30 Top Perusahaan Nasional

SIDO = PT. Sido Muncul.

TLKM = PT. Telkom Indonesia.

BBRI = Bank Rakyat Indonesia.

BBCA = Bank Central Asia.


Semoga Bermanfaat! 

Jika butuh penjelasan lebih monggo bisa komen atau chat aja di Contact.

Mengetahui di mana trend berakhir sama pentingnya dengan mengetahui kapan terbentuknya trend baru. Lagi pula, apa gunanya waktu entri yang tepat tanpa mengetahui waktu exit yang tepat?

 

Salah satu indikator yang mampu menentukan kapan sebuah trend akan berakhir adalah Parabolic SAR (Stop And Reversal).

Indikator ini biasanya diletakkan pada grafik pergerakan harga dalam bentuk garis putus-putus untuk mengindikasikan adanya potensi pembalikan arah (reversal).

Dari gambar diatas terlihat bahwa garis titik-titik bergerak dari bawah candlestick saat uptrend terjadi dan bergerak ke atas candlestick ketika terjadi downtrend.
Bagaimana cara trading menggunakan Parabolic SAR

Intinya, saat Indikator ini berada di bawah candlestick, artinya saat yang tepat untuk membuka posisi BUY dan sebaliknya, ketika Indikator ini berada di atas candlestick adalah saat yang tepat untuk membuka posisi SELL .


Ini mungkin adalah indikator yang paling mudah untuk ditafsirkan karena mengasumsikan harga bergerak naik atau turun. Sehingga, Indikator ini paling baik digunakan ketika harga sedang trending.

Tetapi JANGAN sekali-kali menggunakannya saat konsolidasi karena tidak akan memberi banyak manfaat.
 

Parabolic SAR untuk exit market
Parabolic SAR juga dapat digunakan untuk menentukan kapan harus menutup posisi.

Perhatikan bagaimana Parabolic SAR bekerja sebagai sinyal exit pada grafik harian EUR/USD di bawah.


 Ketika EUR/USD mulai turun pada akhir April dan sepertinya akan terus menurun.

Seorang trader yang membuat order jual pada pasangan ini mungkin bertanya-tanya seberapa rendah harga akan terus turun.

Pada awal Juni, tiga titik terbentuk di bagian bawah harga, menunjukkan bahwa trend turun sudah berakhir dan menandakan untuk keluar dari posisi jual tersebut.

Jika keras kepala dan memutuskan untuk bertahan dengan perkiraan bahwa EUR/USD akan terus turun, Anda mungkin akan membuang semua kesempatan untuk meraih profit, karena pasangan mata uang ini akhirnya naik kembali di dekat 1,3500.

Sering kali formasi pin bar menunjukkan pola pembalikan arah trend (reversal pin bar), meski ada juga pin bar yang mengisyaratkan penerusan arah trend. Ada 3 kemungkinan cara untuk entry pada bar setelah pin bar, yaitu:

Market entry: entry pada harga pasar yang dianggap terbaik pada saat itu. Entry buy bila terbentuk bullish reversal pin bar, dan entry sell jika yang terjadi adalah bearish reversal pin bar.

 Cara Trading dengan formasi Pin Bar

Stop entry: yaitu pending order berupa ‘buy stop’ untuk reversal bullish pin bar dan ‘sell stop’ untuk reversal bearish pin bar. Nilai pending order buy stop harus lebih tinggi dari harga pasar sekarang, dan nilai untuk order sell stop harus lebih rendah dari harga pasar sekarang. Level stop loss bisa ditentukan beberapa pips dibawah level terendah pin bar (untuk buy stop), atau beberapa pips diatas level tertinggi pin bar (untuk sell stop).

Limit entry: yaitu pending order berupa ‘buy limit’ untuk reversal bullish pin bar dan ‘sell limit’ untuk reversal bearish pin bar. Nilai pending order buy limit harus lebih rendah dari harga pasar sekarang, dan nilai untuk order sell limit harus lebih tinggi dari harga pasar sekarang. Level stop loss bisa ditentukan beberapa pips dibawah level terendah pin bar (untuk buy limit), atau beberapa pips diatas level tertinggi pin bar (untuk sell limit). Limit entry ini didasarkan pada asumsi bahwa biasanya pergerakan harga akan retrace atau mengalami koreksi ketika telah mencapai 50% dari panjang ekornya.

Melakukan  kegiatan  trading  pada  forex  dengan  strategi merupakan suatu upaya yang dilakukan trader supaya trading bisa lebih menghasilkan keuntungan salah satunya menggunakan strategi breakout dan tidak terlepas dari penentuan range pada strategi ini. Namun, dalam melakukan trading menggunakan strategi breakout terkadang masih ada trader yang kurang tepat dalam menentukan range. Hal tersebut dapat menyebabkan trader mengalami  kehilangan  profit.  Oleh  karena  itu,  perlu  dibentuk suatu program expert advisor yang mampu membantu trader mengambil keputusan dalam menentukan range.


Mekanisme program expert advisor yang dibuat yaitu menentukan range acuan awal dahulu untuk menjadi besaran range yang akan digunakan trading menggunakan strategi breakout. Range acuan awal  tersebut  kemudian  di  copy  hingga  harga  tertinggi  dan terendah dalam sejarah. Program kemudian diujikan melalui backtesting.


Strategi Breakout

Breakout merupakan sebuah strategi forex yang biasanya terjadi ketika  harga  mata  uang  bergerak  melewati  periode konsolidasi atau trading range, atau menembus di bawah level support atau diatas  level  resistance[3]. Prinsip  utama  pada  Breakout adalah melakukan Open Position order buy diatas harga tertinggi dengan ditandai pola grafik telah melewati batas range atas (resistance) dan melakukan sell dibawah harga terendah ditandai pola grafik telah  melewati  batas  range  bawah  (support). Pada awalnya Breakout didasari adanya trend yang sangat kuat pada satu sisi. Sehingga menunjukan pola pergerakan pasar naik (uptrend) atau turun (downtrend) secara signifikan. Strategi ini

 

sering digunakan para trader dalam mengikuti trend yang sedang terjadi,  karena  sangat  menguntungkan.  Namun,  ada  kalanya strategi ini akan mengalami pembalikan arah (reversal) dan akhirnya salah dalam menentukan order. Maka, dalam menggunakan strategi trading ini terdapat rules yang harus diterapkan, seperti menganalisa candle, berapa nilai besaran pips pada range yang sesuai untuk bisa melakukan order pada range pergerakan harga yang tepat.


Support dan Resistance

Support dan  Resistance  merupakan  suatu  level  -  level  tertentu yang sering digunakan oleh trader sebagai titik pembalikan harga, dengan maksud ketika kekuatan untuk beli melemah maka kekuatan jual menguat, sebaliknya ketika jual melemah maka kekuatan beli akan menguat. Support adalah batas level harga tertentu yang menjadi penghalang penurunan harga lebih lanjut, sehingga terbentuk ketika pergerakan berhenti turun dan akan berbalik naik. Sedangkan Resistance adalah batas level tertentu yang   menjadi   batas   kenaikan   harga   lebih   lanjut,   sehingga terbentuk ketika pergerakan berhenti naik dan akan berbalik turun. 


Support dan Resistance dikatakan bahwa batas - batas tersebut mampu untuk menahan laju pergerakan yang akan naik atau turun menjadi berbalik, namun tidak berarti batas - batas akan bertahan terus. Terkadang batas support tidak akan mampu lagi menahan pergerakan yang turun untuk berbalik naik karena demand yang sudah tidak lagi besar. Sebaliknya juga terjadi pada resistance, karena supply yang sudah tidak cukup besar untuk menahan pergerakan yang naik. Dengan begitu pergerakan harga akan mengalami breakout (menembus batas support atau resistance), sehingga yang awalnya support akan menjadi resistance dan awalnya resistance menjadi support


Order

Ada beberapa jenis order yang biasanya digunakan transaksi pada pasar  forex  yaitu  market  order/market  execution  dan  pending order. Market Order adalah jenis order yang digunakan trader untuk membeli atau menjual dengan harga terbaik saat ini yang ada di pasar. Contoh, pada EUR/USD harga ask saat ini 1.1700 dan harga bid 1.1680, jika trader hendak membeli, maka trader membeli  dengan  harga  ask  dan  jika  hendak  menjual,  maka menjual dengan harga bid. Kemudian untuk pending order, trader dapat membeli atau menjual dengan harga yang ditentukan trader sendiri. 

Pada pending order terdapat 2 jenis order antara lain :

Limit Order

Order yang dilakukan trader dengan membeli di bawah atau menjual diatas harga pasar saat ini.

Stop Order

Order yang dilakukan trader dengan membeli diatas atau menjual dibawah harga pasar saat ini.


Analisis Strategi Breakout

Trading pada forex dengan menggunakan strategi breakout sering digunakan dan diandalkan para trader untuk melakukan kegiatan trading-nya. Dalam melakukan strategi ini diperlukan kemampuan analisa yang baik saat membaca range pergerakan harga yang sedang  terjadi.  Karena  dalam  membaca  pergerakan  harga  naik atau turun dan dikatakan bahwa itu breakout, dapat dilihat dari penembusan  harga  pada  batas  support  atau  resistance,  dimana area antara batas support atau resistance ini akan menjadi range. Kemudian  penentuan  range pada  strategi  breakout juga sangat penting, karena akan berpengaruh dalam memperoleh keuntungan lebih maksimal.


Penelitian ini dilakukan dengan adanya permasalahan yang terkadang masih dialami trader yaitu kehilangan profit dalam melakukan trading menggunakan strategi breakout, antara lain:

Kurangnya  analisa  yang  baik  untuk  menentukan  besaran range  yang  lebih  optimal  dan  bisa  memberikan  profit. Karena range akan berkaitan ketika melakukan trading dengan strategi breakout.

Tingkat  kerugian  yang  cukup  besar,  karena  kurang  tepat dalam menentukan area untuk entry, titik take profit, dan stop loss pada range ketika trading dengan strategi breakout.


Analisis Kebutuhan

Berdasarkan permasalahan yang ada, solusi yang dapat dihasilkan yaitu membuat sistem trading dalam bentuk expert advisor untuk membantu trader dalam mengambil keputusan untuk menentukan range dan akan dilakukan backtesting terhadap sistem yang dibuat. Sistem yang akan dibuat antara lain:

1. Menentukan jarak antara batas support dan resistance yang akan menjadi besaran area range.

2. Merancang sistem yang mampu membaca pola pergerakan harga breakout.

3. Melakukan order otomatis saat ada pergerakan harga yang mengalami breakout.

 

Mekanisme Sistem

Mekanisme sistem expert advisor yang akan dibuat dijelaskan dengan langkah - langkah proses mulai dari menentukan range

hingga sistem trading otomatis. Langkah pertama yaitu, menentukan area  range acuan  awal.  Trader  melakukan  analisa pergerakan harga yang ada pada chart window, kemudian menentukan  area  tertentu  untuk  menjadi  range  acuan  awal.

Contohnya  seperti  pergerakan  sideways  yang  kemudian  akan terjadi breakout.


Langkah selanjutnya, besaran area range yang telah ditentukan akan dihitung menggunakan expert advisor dan setelah mendapatkan hasil besaran range, kemudian expert advisor akan meng-copy range ke atas dan ke bawah dengan besaran range yang sama hingga menyentuh harga tertinggi dan terendah dalam sejarah. Dimana range - range tersebut nantinya akan digunakan untuk area entry dan close order pada strategi breakout yang diterapkan.


Kemudian  yang  dilakukan  oleh  expert  advisor  setelah menentukan range yaitu sistem akan melakukan order otomatis dengan menerapkan algoritma strategi breakout. Jenis order yang digunakan adalah pending order buy atau sell stop.


Backtest USD/JPY time frame H1 dan H4

Pada pair USD/JPY time frame H1 3 range yang diujikan yaitu, range 74 pip, 93 pip, 84 pip dan keuntungan terbesar yang diperoleh  sebesar  $1691.47  dari  range  74  pip  (range  harga 104.882  -  105.622)  dengan  profit  trades  mencapai  36.91%.

Sedangkan range yang diujikan pada time frame H4 yaitu, range 84 pip, 100 pip, 97 pip dan keuntungan terbesar yang diperoleh sebesar  $1279.94  dari  range  100  pip  (range  harga  103.922 - 104.922) dengan profit trades mencapai 38.85%. Hasil pada pair USD/JPY.


Pada pair USD/JPY salah satu contoh penentuan range untuk backtest yaitu range 74 pip pada time frame H1. Dimana range awal didapat dari analisa pergerakan pada range harga 104.882 -105.622    pada    chart    window    yang    menunjukkan    adanya pergerakan yang mengalami tren turun setelah terjadi pergerakan sedikit  sideways.  Tampilan  range  74  pip  dapat  dilihat  dibawah ini.





Ketika harga sedang berada di sekitar zona support atau resisten, maka kemungkinannya hanya ada dua. Yaitu apakah harga akan menembus level tersebut (breakout) atau justru harga akan mengalami rejection (bounce). Ketika harga sedang berada di sekitar level support atau resistance, maka yang perlu kita lakukan adalah menunggu apakah harga akan menembus (break) atau terpantul (bounce) dari level tersebut. Sembari menunggu, kita juga bisa amati perilaku pasar (price action) ketika harga sedang berada disekitar level penting seperti support atau resisten. Karena dengan mengamati price action, kita dapat mengambil kesimpulan apakah harga benar-benar menembus atau hanya sekedar re-test yang berujung pada rejection.


Jika memang benar harga telah menembus level support atau resisten (breakout), dan telah terkonfirmasi oleh setidaknya satu indikator teknikal, maka posisi trading dapat dibuka. Posisi buy dapat dibuka jika breakout level resisten telah terkonfirmasi. Dan sebaliknya, posisi sell dapat dibuka jika breakout level support dapat terkonfirmasi.


Lalu bagaimana caranya mengkonfirmasi breakout? Cara termudahnya adalah dengan menunggu. Tunggu hingga harga menembus level resisten/support dan membentuk candle initial break terlebih dahulu. Initial break adalah kondisi dimana candle harga berhasil ditutup dibawah level support atau ditutup diatas resisten.


Setelah itu, tunggu setidaknya satu candle lagi atau menunggu konfirmator candle terbentuk. Konfirmator candle yang valid adalah candle yang masih ditutup dibawah level support atau diatas level resisten setelah initial break candle terbentuk. Penerapan price action juga dapat mempengaruhi tingkat keakuratan candle konfirmator terhadap valid atau tidaknya suatu breakout. Selain itu, amati juga keselarasan dari indikator teknikal. Indikator teknikal harus bersentimen bearish disaat harga sedang berusaha mempenetrasi support, dan indikator teknikal harus bersentimen bullish saat harga mencoba menembus resisten.


Jika aturan-aturan tersebut terpenuhi, maka eksekusi pembukaan posisi dapat dilakukan setelah candle konfirmator yang valid terbentuk. Namun jika candle konfirmator belum mengkonfirmasi breakout (false breakout atau fakeout), maka tahapan selanjutnya adalah menunggu candle konfirmator selanjutnya atau bahkan tunggu hingga candle initial break yang baru kembali terbentuk.


Berikut contoh breakout yang gagal (fake out) dan breakout yang terkonfirmasi.


Keterangan:

1. Dalam menganalisa selalu gunakan timeframe D1 atau setidaknya H4 untuk melihat bar agar terhindar dari fake signal dan pada candlestick ini berpotensi untuk menjadi initial break karena telah melewati support line. Namun terdapat rejection yang kuat sehingga harga kembali terhempas ke atas support line dan ditutup diatasnya sehingga membentuk long-legged doji dan menggagalkan terbentuknya initial break candle.


2. Karena harga gagal mempenetrasi support sehingga harga kembali keatas untuk menguji resisten level. Pada bar ini harga berhasil menembus resisten line dan berhasil ditutup diatasnya, sehingga initial break pada candlestick ini dinyatakan valid.


3. Namun setelah initial break terbentuk, kekuatan seller kembali muncul untuk menekan harga pada candle konfirmator. Pada candle ini terlihat reversal yang kuat pada resisten line, sehingga harga terhempas kembali dibawah resisten line. Pada candle ini dinyatakan sebagai breakout yang gagal (fake out), karena buyer tidak dapat mempertahankan harga supaya tetap berada diatas resisten line sehingga candle konfirmator ini tidak valid. Dengan demikian, breakout dinyatakan gagal. Gagalnya breakout membuat harga selanjutnya bergerak melemah mendekati level support kembali.


Pada percobaan berikutnya, terbentuk candle initial break yang baru. Candlestick berhasil ditutup diatas resisten line.

4. Candle konfirmator ini dinyatakan valid. Karena pada candle ini buyer masih dapat mempertahankan agar harga tetap berada diatas resisten line dan berhasil ditutup diatasnya. Dari segi price action, tampak bahwa terdapat shadow (pinbar) yang panjang dibagian bawah candle yang menunjukkan bahwa kekuatan buyer masih kuat. Dengan demikian, breakout resisten dinyatakan valid.


5. Anda dapat langsung membuka posisi buy pada pembukaan candle ini atau meletakkan pending order di puncak tertinggi candle sebelumnya (candle no 5) dengan Stop Loss pada swing low terdekat (atau low pada initial break candle) atau maximal pada support dibawahnya. Take Profit menyesuaikan dengan risk:reward yang direncanakan atau berada pada resisten selanjutnya.

Kurang lebih seperti itu cara mudah untuk mengetahui dan mengkonfirmasi breakout dan rejcection.


Selain Buy/Sell dan Up/Down dalam dunia trading ada dua kondisi di dalam pasar, jika dapat dianalogikan sebagai gelombang maka ada dua gelombang yang terjadi di dalam pasar yaitu gelombang ranging (sideway) dan gelombang trending. Kondisi-kondisi tersebut Buy/Sell, Up/Down, Ranging/Trending terbentuk dari perilaku para trader yang melakukan aksi penawaran dan permintaan sehingga harga membentuk sebuah pola-pola kenaikan dan penurunan jika diakumulasikan dalam waktu tertentu.


Dalam perdagangan future ada setidaknya tiga user yang melakukan aksi yaitu Corporasi / Bank, Broker dan User Retailer namun hanya Corporasi yang dapat menentukan terjadinya sebuah pola pergerakan di dalam pasar, bahkan jika digabungkan setiap trader retailer presentasinya hanya 5% dalam setiap transaksi dalam pasar. Sehingga sewajarnya para trader untuk survive harus follow the trend dan mencari konfirmasi tentang pola kondisi pasar yang sekarang sedang terbentuk. Idealnya seorang trader fokus bagaimana saat exit dalam sebuah market karena kebanyakan dari trader akan floating loss jika terjadi sebuah gelombang trending secara tiba-tiba dan trader tidak tahu bagaimana cara untuk exit jika itu terjadi. 


Mereka biasanya hanya terfokus hanya pada bagaimana cara untuk masuk di pasar tanpa tahu cara bagaimana untuk keluar dari pasar, untuk belajar keluar dari pasar, seorang trader harus mengetahui Seasonality / Musiman dari pasar tersebut. Karakter Seasonality dari setiap mata uang berbeda-beda pada setiap pair dari pasar pialang berjangka sehingga trader harus melakukan beberapa penyesuaian sehingga selain kemampuan pemetaan pola, mental sebagai trader akan juga terbentuk tentu semua itu harus memperhatikan batas resiko dari masing-masing trader.


Biasanya, kebanyakan dari kita melihat grafik dalam urutan kronologis, di mana harga ditampilkan hari demi hari, minggu demi minggu, dan tahun demi tahun. Jenis grafik tipikal ini menunjukkan jalur harga mata uang selama bertahun-tahun dan memberikan banyak informasi yang digunakan pedagang. Namun kita juga bisa melihat grafik secara musiman. Grafik musiman menunjukkan kecenderungan aset untuk bergerak lebih tinggi atau lebih rendah, atau puncak dan terendah, pada waktu-waktu tertentu dalam setahun. Alih-alih melihat data mata uang 15 tahun terakhir dalam urutan kronologis, bagaimana jika Anda mengambil setiap periode satu tahun, Januari hingga Desember, dan mencetaknya pada slide transparan. Kemudian, taruh setiap tahun di atas satu sama lain. 


Melakukan hal ini akan menyoroti periode apa pun dalam setahun yang cenderung kuat atau lemah. Untungnya, kami tidak perlu melakukan itu. Kita hanya dapat mengambil rata-rata 15 atau 20 tahun terakhir untuk menunjukkan apa yang cenderung terjadi pada waktu yang berbeda dalam setahun. Kecenderungan apapun yang kita temukan di Yen futures (JPYUSD), itu akan menjadi kebalikan dari USDJPY.

Sumber: MRCI.com

Grafik menunjukkan kecenderungan Yen selama 15 dan 40 tahun terakhir.


Selama 40 tahun terakhir, Januari hingga akhir Februari telah melemah bagi Yen. Baru-baru ini, selama 15 tahun terakhir, paruh pertama Januari cukup kuat, tetapi Februari masih lemah.


Paruh pertama bulan Maret cenderung bullish untuk Yen. Tapi babak terakhir lemah.


Dari awal April hingga awal Mei ada bias naik.


Biasanya mungkin melihat penurunan Yen.


Paruh pertama bulan Juni sering berombak, tetapi memiliki bias ke atas pada pertengahan Juni.


Juli adalah periode sideways, tetapi bias ke atas biasanya dimulai pada akhir Juli atau awal Agustus.


Awal Agustus hingga pertengahan Oktober adalah periode kenaikan bagi Yen.


Pada pertengahan hingga akhir Oktober, Yen biasanya mencapai puncaknya dan mulai menurun hingga pertengahan Desember.


Ada bias sedikit naik pada pertengahan Desember, tetapi reli biasanya berumur pendek.

Bagan di bawah ini memberikan pedoman yang lebih umum tentang bulan mana yang cenderung baik atau buruk untuk JPY USD. Seperti disebutkan di atas, beberapa pergerakan yang cukup besar dimulai di awal, di tengah, atau di akhir bulan, jadi grafik sebelumnya lebih detail dalam hal itu. Bagan di bawah ini juga hanya melihat 20 tahun terakhir, di mana bagan di atas melihat 40 tahun, yang menyebabkan sedikit perbedaan.

Pada grafik USDJPY di bawah ini, semua angka telah dibalik (mungkin ada sedikit kesalahan pembulatan). Ini adalah grafik yang perlu dipertimbangkan jika memperdagangkan pasangan mata uang USDJPY.




Dari data diatas dapat kita simpulkan bahwa pair USDJPY kecenderungan akan Trend dibulan November, Desember, Januari, Februari, April, Juli sedangkan akan Raging dibulan Maret, Mei, Juni, Agustus, September, Oktober.

Jangan gunakan musiman sendiri, lebih baik gabungkan dengan analisis harga saat ini untuk menentukan titik masuk dan keluar, anda hanya melihat kondisi pasar dalam keadaan Ranging atau Trending untuk anda dapat mengikuti gelombang trend yang terjadi.

Musiman memberi kita jendela waktu di mana kita dapat mengamati pembalikan tren dan merasa lebih percaya diri jika kita melihat pola harga yang sesuai selama jendela musiman yang diberikan di atas. Kami juga mungkin merasa lebih percaya diri mengendarai tren yang selaras dengan pola musiman. Penting untuk mengingat tren keseluruhan   pasar saat ini . Dalam tren naik, gunakan titik rendah musiman untuk membeli. Dalam tren turun keseluruhan, gunakan poin tinggi musiman untuk menjual atau menjual. Jangan melawan tren saat ini hanya karena pola musiman menyatakan bahwa harga seharusnya bergerak ke arah lain. Seperti yang dapat dilihat dari grafik kedua, sebagian besar bulan hanya sedikit disukai untuk bergerak dengan satu atau lain cara.

Tidak peduli apa kecenderungan musimannya, selalu kelola risiko. Pada tahun tertentu, harga dapat menyimpang dari kecenderungan tersebut, yang mengakibatkan kerugian besar jika Anda mempercayai data historis secara membabi buta. Gunakan  perintah stop loss  dan ukuran posisi kontrol   untuk mengelola risiko. Menggunakan musiman bukanlah persyaratan untuk perdagangan yang sukses, ini hanyalah alat yang dapat dipilih oleh swing trader jika mereka merasa itu membantu mereka.

Source : vantagepointtrading

 

Fibonacci Pertama kali dikembangkan oleh Leonardo di Pisa, atau dikenal sebagai Leonardo Fibonacci, seorang ahli matematika pada abad ketiga belas yang menerbitkan buku “Liber Abaci”, deret angka Fibonacci kini digunakan dalam berbagai disiplin ilmu, seperti  biologi, astronomi, geologi, musik, arsitektur, dan finansial. Dalam mengenal fibonacci kita juga harus mengenal Fibonacci Sequence (deret angka Fibonacci).

Meskipun terdapat klaim dari kalangan orang-orang yang percaya bahwa deret angka Fibonacci tercermin secara akurat pada objek-objek alami (natural objects), namun hal tersebut masih menjadi perdebatan, karena ke-akurasiannya pada objek-objek alami masih patut dipertanyakan lebih jauh.

Pada abad ke-13, Leonardo Fibonacci menuliskan suatu problem di bukunya “Liber abaci”. Problemnya adalah menghitung populasi pasangan kelinci pada bulan tertentu jika dalam kondisi:

Sepasang kelinci muda (jantan dan betina) ditempatkan di suatu pulau.

Pasangan kelinci ini baru beranak setelah mereka berumur dua bulan.

Mereka melahirkan pasangan kelinci muda.

Setelah itu, pasangan kelinci yang sudah beranak ini dapat beranak lagi tiap bulan.

*** Lihat Ilustrasi pola kelahiran kelinci.


Terdapat pola yang terlihat, yaitu total pasangan pada bulan ini merupakan jumlah dari total pasangan bulan sebelumnya dan bulan sebelumnya lagi. Dan tentu saja, deret ini tidak lain adalah deret Fibonacci.


Ratio Fibonacci

A. Golden Ratio (1.618 & 0.618)

Terdapat dua angka yang disebut golden ratio, yaitu: 1.618 dan 0.618. Disebut Golden Ratio karena:

Deret Fibonacci (0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, 233, 377, 610, 987, ...)

Hasil pembagian suatu angka Fibonacci terhadap angka Fibonacci sebelumnya selalu menghasilkan angka mendekati 1.618. ( 89 : 55 | 144 : 89 | 233 : 144, dst hasilnya 1.618)

Hasil pembagian suatu angka Fibonacci terhadap angka Fibonacci sesudahnya selalu menghasilkan angka mendekati 0.618. (55 : 89 | 89 : 144 | 144 : 233, dst Hasilnya 0.618)


B. Ratio Lainnya Dalam Fibonacci

a. 382, Angka Fibonacci yang dibagi dengan dua angka Fibonacci sesudahnya selalu menghasilkan angka mendekati 0.382. (89 : 233 | 144 : 377 | dst)

b. 236, Angka Fibonacci yang terbentuk dari hasil pengurangan 0.618 – 0.382 = 0.236.

c. 618, Angka Fibonacci yang dibagi dengan dua angka Fibonacci sebelumnya selalu menghasilkan angka mendekati 2.618. (89 : 34 | 144 : 55 | dst)

d. 50 & 100, 50 merupakan angka tengah dan juga 100 yang merupakan angka genap.


Fibonacci Untuk Trading

Fibonacci Dapat diterapkan dalam trading, dapat di gunakan sebagai tool untuk :

Mengukur Koreksi (Secondary / Kepala Cangkul)

Mengukur Sejauh mana harga saham dapat naik dan turun

Digunakan dalam Elliot Wave theory

Level Fibonacci 

0 ; 0.38,2 ; 0.5 ; 0.61,8 ; 0.70,5 ; 0.78,6 ; 0.88,6 ; 1 ; 1.27,2 ; 1.61,8 ; 2 ; 2.61,8


Ada banyak tipe garis Fibonacci yang tersedia pada platform online trading, yaitu diantaranya:

Fibonacci Retracement

Fibonacci Extension / Expansion / Projection

Fibonacci Fan

Fibonacci Arcs

Fibonacci Timezones

Dan yang paling umum digunakan oleh para trader adalah Retracement dan Extension / Expansion / Projection


Cara menggunakan Fibonacci dalam Trading

1. Cari Tools Fibonacci yang dapat ditemukan dalam chart tool seperti investing maupun chart tools lainnya.

2. Tarik Fibonacci dari support paling bawah sampai resistance paling atas.

3. Garis – garis bilangan lain akan terbentuk sesuai rasio – rasio bilangan fibonaaci.


Swing High & Swing Low

Yang dibutuhkan dalam Fibonacci yaitu harus dapat melihat Swing high(puncak) dan swing low(lembah), karena tool Fibonacci retracement ini menghubungkan antara swing low ke swing high.

Pada Trent Bullish, dan kita mencari kesempatan untuk BUY,  yang perlu dilakukan adalah menarik Fibonacci Retracement dari swing low ke swing high di mana terlihat pada gambar.

Pada pembalikan arah harga, lalu anda BUY, yang perlu dilakukan adalah menarik Fibonacci retracement dari swing high ke swing low untuk melihat target harga.


Pengertian Moving Average

Moving Average adalah indikator yang menghitung harga rata-rata suatu aset dalam periode waktu tertentu, kemudian menghubungkannya dalam bentuk garis. Nilai rata-rata bisa berasal dari harga pembukaan (open), penutupan (close), tertinggi (high), terendah (low), ataupun pertengahan (median). 

Moving Average adalah bagian dari indikator lagging. Artinya, metode ini berlandaskan peristiwa sebelumnya dan menerangkan informasi mengenai data riwayat pasar. Kegunaannya bukan sebagai alat prediksi, melainkan memberi konfirmasi.

Moving Average hadir untuk membantu menganalisis pergerakan harga aset. Indikator saham ini kerap digunakan pemula hingga tingkat mahir di dunia trading. Karakteristiknya diibaratkan sebagai filter bagi fluktuasi harga jangka pendek yang bermunculan secara acak.

Mengidentifikasi tren hanyalah satu dari beberapa kegunaan metode Moving Average. Praktiknya cukup sederhana, dengan skema penghitungan level mudah hingga rumit sekalipun.

Sementara itu, pilihan kerangka waktu bisa disesuaikan dengan kebutuhan trader. Misalnya, periode 5 (1 minggu), 20 (1 bulan), 60 (3 bulan), ataupun 120 (6 bulan). Makin panjang periode yang dipakai, makin lambat pula pergerakan garis (lagging) dibandingkan harga.

Adapun Moving Average terbagi menjadi:

1. Simple Moving Average

2. Weighted Moving Average

3. Exponential Moving Average

Fungsi Moving Average

1. Mengidentifikasi tren nilai saham

Grafik harga beserta garis Moving Average dapat membantu trader mengenali tren nilai saham yang sedang berlaku. Jika harga saat ini menempati area di bawah garis Moving Average, berarti harga cenderung turun atau bearish. Sebaliknya, harga yang berada di atas Moving Average menandakan tren bullish atau cenderung naik.

2. Mengetahui kapan pembalikan tren terjadi

Kapan tren bearish berbalik arah menjadi bullish? Garis Moving Average dapat menjawabnya. Polanya bisa dilihat dari perpotongan antara EMA 90 mengarah turun dari atas maka Down Trend akan terjadi, begitupun sebaliknya.

3. Menentukan posisi Support dan Resistence

Support dan Resistence adalah titik ketika harga dipantulkan kembali dan meneruskan tren, baik bearish maupun bullish. Peran Moving Average yakni menentukan letak kedua titik tersebut. Caranya ialah dengan menggabungkan dua macam Moving Average, umumnya ketika harga masuk diantara EMA21 dan EMA34.

4. Aplikasi untuk Open Posisi

Lakukan Open Posisi dengan Melihat EMA 21 dan 34 terjadi Crossing ke bawah harga dan EMA90 bergerak di atas Candle maka Open Posisi Sell dengan mencari momentum konfirmasi ketika harga masuk diantara EMA21 dan EMA34, begitupun sebaliknya dan jangan melakukan Open Posisi Jika ketiga EMA (21,34 dan 90) berada di tengah-tengah Candle tunggu hingga Break Out/Crossing dengan melihat Time Frame 30 Menit.

Rumus EMA: 
Formula Exponential Moving Average.

1. Future Market                                                            2. Stock Market

Metode Logaritmith : Exponential                                    Metode : Exponential

Periode EMA : 21                                                              EMA : 13

Periode EMA : 34                                                              EMA : 22

Periode EMA : 90                                                              EMA : 90

Aplikasi : Close                                                                         Aplikasi : Close

EMA jamak diterapkan bersama indikator lain untuk mengonfirmasi pergerakan pasar secara signifikan serta mengukur validitasnya. Kesimpulannya, penguasaan terhadap metode Moving Average selayaknya menjadi bekal dasar sebelum berkecimpung di dunia trading. Mulailah dengan penghitungan sederhana, lalu berlanjut ke penghitungan yang lebih rumit. 

Meskipun perhitungan EMA tidak sesederhana SMA, namun EMA memberikan bobot yang lebih dalam perhitungan harga rata-rata dalam rentang waktu tertentu. Dimana efek yang terjadi adalah EMA cenderung lebih sensitif terhadap pergerakan harga, sehingga EMA bergerak sedikit lebih agresif daripada SMA.



Setelah Anda mempelajari pola dasar yang merupakan single candlestick pattern, sekarang Anda akan naik setingkat untuk mempelajari dual candlestick pattern. Pola yang akan Anda pelajari adalah  engulfing, dark cloud cover, piercing line, tweezer, pin bar, inside bar dan morning star.

1. Engulfing Pattern

ciri-ciri Bullish engulfing :

1. Panjang Bullish candlestick lebih dari panjang bearish candlestick sebelumnya.
2. Harga high bullish candlestick lebih dari high bearish candlestick sebelumnya
3. Harga close bullish candlestick lebih dari harga high bearish candlestick sebelumnya (bukan keharusan).

ciri-ciri Bearish engulfing :

1. Panjang bearish candlestick lebih dari panjang bullish candlestick sebelumnya 
2. Harga low bearish candlestick lebih dari harga low bullish candlestick sebelumnya
3. Harga close bearish candlestick kurang dari harga low bullish candlestick sebelumnya (bukan keharusan)

Ada dua jenis engulfing pattern, yaitu bullish engulfing dan bearish engulfing. Berdasarkan namanya Anda tentu sudah bisa menebak implikasi apa yang ditimbulkan oleh kedua pola tersebut.

Gambar di atas memperlihatkan bullish engulfing dan bearish engulfing. Kalau Anda lihat, suatu pola engulfing bisa dikenali ketika adda candlestick yang panjangnya melebihi candlestick sebelumnya. 

Tapi tidak cukup hanya “lebih panjang”. Candlestick yang lebih panjang tersebut harus terlihat seolah-olah “meliputi” candlestick sebelumnya.

Pola bullish engulfing merupakan pola yang mengindikasikan adanya potensi bullish. Pada gambar di atas terlihat bahwa bullish candlestick yang muncul lebih panjang daripada bearish candlestick sebelumnya. 

Harga low dari bullish candlestick tersebut tidak perlu lebih rendah daripada harga low bearish candlestick sebelumnya, namun harga high-nya harus lebih tinggi daripada harga high candlestick sebelumnya. Harga close dari bullish candlestick tersebut juga sebaiknya lebih tinggi daripada harga high candlestick sebelumnya, namun hal ini bukan merupakan suatu keharusan.

Bearish engulfing adalah kebalikan dari bullish engulfing. Pola ini mengindikasikan adanya potensi bearish. Pola ini ditandai dengan kemunculan bearish candlestick yang lebih panjang daripada bullish candlestick sebelumnya.


2. Harami Pattern

Pola harami ini bisa dikatakan kebalikan dari pola engulfing. Bedanya, pada harami candlestick yang muncul lebih kecil daripada candlestick sebelumnya. Pola harami ini bisa dikatakan kebalikan dari pola engulfing. Bedanya, pada harami candlestick yang muncul lebih kecil daripada candlestick sebelumnya.

3. Dark Cloud Cover & Piercing Line Pattern


Dark cloud cover dan piercing line juga merupakan pola double candlestick yang cukup populer.
Dark cloud cover merupakan pola bearish, sebaliknya piercing line adalah pola bullish. Piercing line terjadi di lembah dan merupakan pola bullish seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Pola ini terdiri dari sebuah candlestik bullish dan sebuah candlestick bearish. 

Suatu pola bisa disebut sebagai piercing line jika memenuhi persyaratan sebagai berikut:

Harga low candlestick bullish lebih rendah daripada harga low candlestick bearish sebelumnya.
Harga close candlestick bullish lebih tinggi daripada harga close candlestick bearish sebelumnya.
Panjang body candlestick bullish minimal setengahnya panjang body candlestick bearish sebelumnya.

Dark cloud cover terjadi di puncak dan merupakan pola bearish. Persyaratan pola ini adalah sebagai berikut:
Harga high candlestick bearish lebih tinggi daripada harga high candlestick bullish sebelumnya.
Harga close candlestick bearish lebih rendah daripada harga close candlestick bullish sebelumnya.
Panjang body candlestick bearish minimal setengahnya panjang body candlestick bullish sebelumnya.

4. Tweezer Pattern

Ada dua macam pola tweezer, yaitu tweezer top dan tweezer bottom. Pola ini merupakan pola yang cukup jarang muncul. Kata tweezer bisa berarti “penjepit” jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Kono, nama ini diberikan karena bentuk pola ini mirip dengan penjepit. 

Mudah saja mengenali pola ini. Tweezer bottom merupakan bentuk hammer yang berdampingan, sedangkan tweezer top merupakan inverted hammer (shooting star, karena berada di atas) yang berdampingan.


5.  PIN BAR

Candlestick ini salah satu pola yang cukup mudah ditemui karena bentuk shadow-nya lebih panjang daripada body dan juga nose-nya (garis pendek).

Cara baca candlestick ini cukup mudah, ketika shadow body lebih panjang dibanding nose-nya, maka probabilitas akan terjadi reversal trend akan semakin tinggi.


6. Evening & Morning Star

Pola Evening & Morning Star juga memiliki tingkat akurasi yang cukup tinggi. Tanda dari pola ini bisa dikenali jika ada tiga candlestick yang berjajar yang mengartikan bahwa pelaku pasar sedang ragu.

Jika melihat tiga candlestick berjajar seperti contoh dibawah ini, maka bisa dipastikan itu adalah pola evening star yang mengindikasikan tren akan turun dalam jangka waktu tertentu. Sebaliknya, jika tiga candlestick naik, maka itu adalah pola morning star sebagai penanda tren bullish akan datang.


7. 
Inside Bar

Nah, pola yang satu ini sering muncul ketika trend sudah mencapai titik tertinggi atau terendahnya.

Kamu akan melihat dua candlestick, di mana salah satu batangnya lebih kecil dan berada di antara range batang induk (mother bar).




Sekarang kamu anda dapat memahami pola candlestick mana yang berpotensi bikin kamu CUAN saat trading.


Asumsinya anda telah mengenal candlestick chart sebagai salah satu jenis chart yang populer di kalangan para trader. Chart jenis ini pertama kali digunakan di Jepang sekitar abad ke-17 untuk memperhitungkan pergerakan harga beras. 

Supaya bisa langsung Take Action, kamu wajib memahami 3 jenis Support & Resistance ini :

1. Classic Support dan Resistance

Support Resistance jenis classic ini terbentuk dari PRICE ACTION CANDLE yang memantul dan membentuk BASE AREA.

2.   Dinamic Support dan Resistance

Pada jenis ini, area Support dan Resistance biasanya diambil dari batas atas dan bawah GARIS TRENDLINE atau indicator seperti MOVING AVERAGE atau BOLINGER BAND.

3.    Fibonacci Support dan Resistance

Sebagai alat ukur untuk bisa memprediksi potensi target harga,  Fibonacci banyak diandalkan para trader karena terbukti BERHASIL memberikan potensi target harga yang MAKSIMAL

Munehisa Homma adalah seorang pedagang beras pada masa itu yang dianggap sebagai pelopor metode tersebut. Menurut Steve Nison, metode tersebut kemungkinan dimulai setelah tahun 1850-an. Steve Nison sendiri adalah salah seorang yang diketahui mempopulerkan metode analisis menggunakan pola candlestick (candlestickpattern) ke “dunia barat” melalui bukunya “Japanese Candlestick Charting Techniques”.

Teknik analisis dengan menggunakan candlestick pattern sebenarnya “mengubah” candlestick menjadi semacam “indikator”. Dengan mengenali pola-pola tertentu, Anda bisa memperkirakan ke mana harga akan bergerak selanjutnya.

Perlu diingat bahwa pola candlestick biasanya hanya diikuti oleh koreksi jangka pendek saja. Pola-pola tersebut berguna bagi para trader yang ingin memanfaatkan peluang koreksi. Meskipun demikian, tidak tertutup kemungkinan bahwa pola candlestick bisa diikuti oleh reversal (pembalikan arah) untuk jangka waktu yang lebih panjang.

Kita mulai dari pola dasar candlestick dulu. Pola-pola dasar yang akan kita bahas adalah marubozu, long candle, spinning tops, doji, hammer/hanging man dan inverted hammer/shooting star.

1. Marubozu


Marubozu adalah candlestick yang tidak memiliki shadow. Kalaupun ada, shadownya sangat-sangat pendek sehingga sepintas lalu tidak terlihat. Sebaliknya, body marubozu ini relatif panjang. 

Kemunculan marubozu menandakan bahwa tekanan bearish atau bullish sangat besar pada periode waktu tersebut. Ada dua jenis marubozu, yaitu bullish marubozu dan bearish marubozu. Bullish marubozuadalah marubozu yang berupa candlestick bullish panjang dan tidak memiliki shadow.

Sebaliknya, bearish marubozu adalah candlestick bearish panjang yang tidak memiliki shadow. Sekedar mengingatkan, pada umumnya bullish candlestick direpresentasikan dengan warna putih (kosong) sedangan bearish candlestick direpresentasikan dengan warna hitam. Oleh karena itu bullish marubozu juga sering disebut sebagai white/green marubozu, sedangkan bearish marubozu disebut sebagai black/red marubozu.

Tadi sudah dikatakan bahwa kemunculan marubozu berarti menandakan bahwa tekanan bearish atau bullish yang kuat. Dengan demikian, kemunculan bullish marubozu menjadi pertanda bahwa pada saat itu tekanan bullish sangat kuat. Sebaliknya, kemunculan bearish marubozu menandakan bahwa pada saat itu tekanan bearish sangat kuat. Oleh karena itu Anda perlu berhati-hati jika pola ini muncul.

2. Long Candle
Long candle adalah candlestick yang relatif panjang. Patokan utamanya adalah panjang body-nya. Ada dua jenis long candle: long bullish candle dan tentu saja long bearish candle. Bedanya dengan marubozu, long candle masih memiliki shadow yang terlihat dengan jelas.

3. Spinning Tops

Spinning tops adalah candlestick yang memiliki upper shadow dan lower shadow yang panjang namun memiliki body yang kecil. Warna body dari spinning tops ini tidak terlalu penting, karena kemunculan pola seperti ini mencerminkan “keragu-raguan pasar”, apakah mau bullish atau bearish.

Body yang kecil itu menggambarkan bahwa sebenarnya kekuatan bullish dan bearish sama besarnya. Itulah yang dimaksud dengan “keragu-raguan pasar”. Bila spinning tops ini muncul di ujung sebuah uptrend, maka ada kemungkinan pasar akan berbaik arah menjadi downtrend. Begitu pula jika spinning tops ini muncul di ujung downtrend, maka ada kemungkinan akan terjadi pembalikan arah menjadi uptrend.

Namun demikian, spinning tops membutuhkan konfirmasi dari candlestick berikutnya agar Anda bisa memperkirakan arah pergerakan selanjutnya. Pada dasarnya spinning tops adalah pola netral. Meskipun spinning tops muncul di ujung uptrend, tidak serta-merta pembalikan arah akan terjadi. Peluang balik arah akan semakin besar jika spinning tops yang muncul di ujung uptrend diikuti oleh candlestick bearish yang cukup panjang. Demikian pula halnya dengan spinning tops yang muncul di ujung downtrend, membutuhkan bullish candlestick sebagai konfirmasi.

4. Doji

Doji juga merupakan pola netral. Dibutuhkan konfirmasi candlestick berikutnya agar Anda bisa memperkirakan arah pasar selanjutnya. Bentuk doji ini mirip dengan spinning tops, hanya saja ia tidak memiliki body karena harga open sama dengan harga close-nya. Atau, body-nya sangatlah kecil sehingga sepintas sulit terlihat dan hanya terlihat sebagai garis yang tipis.

Sama seperti spinning tops, doji juga menggambarkan pertarungan yang seimbang antara bull dengan bear. Ada empat jenis doji :

Long-legged doji mudah dikenali dari shadow-nya yang panjang. Yang jelas, kedua shadow dapat dilihat dengan jelas dan memiliki panjang yang hampir sama, atau paling tidak perbedaan panjangnya tidak terlalu jauh.

Dragonfly doji memiliki harga open, close dan high yang sama atau hampir sama. Bentuknya seperti huruf “T”. Namun ada kalanya letak “body” agak sedikit ke bawah sehingga dragonfly doji ini memiliki bentu seperti salib. Istilah dragonfly ini diambil karena doji ini memiliki bentuk mirip seperti capung.

Gravestone doji memiliki harga open, close dan low yang sama atau hampir sama. Doji ini diberi nama gravestone karena bentuknya yang mirip batu nisan. Ada kalanya juga posisi “body” agak sedikit ke atas sehingga bentuknya menyerupai salib terbalik.

Four price doji merupakan doji yang memiliki harga open, close, high dan low yang sama. Kemunculan doji biasanya menunjukkan bahwa tekanan bullish atau bearish mulai berkurang. Jadi jika doji muncul pada saat uptrend, itu merupakan pertanda bahwa tekanan bullish menurun, sebaliknya jika doji muncul pada saat downtrend artinya tekanan bearish mulai berkurang.

Namun sekali lagi, diperlukan konfirmasi dari candlestick berikutnya untuk action. Ingat selalu bahwa Doji adalah pola Netral.

5. Hammer dan Hanging Man

Hammer dan hanging man sebenarnya adalah “saudara kembar”. Keduanya memiliki bentuk yang sama: sama-sama memiliki body yang mungil dan lower shadow yang panjang. Upper shadow nyaris tidak terlihat, bahkan hammer/hanging man yang sempurna sama sekali tidak memiliki upper shadow.

Hammer/hanging man yang bagus memiliki lower shadow yang panjanganya minimal 1,5 (satu setengah) kali panjang body-nya. Beberapa referensi yang lain menyebutkan lower shadow paling tidak dua hingga tiga kali lebih panjang daripada body-nya. Yang membedakan hammer dan hanging man adalah lokasinya. Hammer selalu berlokasi di lembah, sementara hanging man selalu berada di puncak.

Kemunculan hammer merupakan isyarat atau sinyal bullish, sedangkan kemunculan hanging man merupakan sinyal bearish. Namun munculnya hammer atau hanging man tidak lantas merupakan sinyal yang kuat. Hammer akan menjadi sinyal bullish yang kuat jika didukung oleh kemunculan bullish candle setelahnya. 

Hanging man pun akan menjadi sinyal bearish yang lebih kuat jika didukung oleh kemunculan bearish candle setelahnya. Dalam prakteknya, pola candlestick seringkali digabungkan dengan indikator dan tool analisis yang lain, seperti stochastic atau Fibonacci retracement.

6. Inverted Hammer & Shooting Star


Inverted hammer dan shooting star juga adalah saudara kembar. Bentuk mereka mirip dengan hammer dan hanging man yang terbalik. Keduanya memiliki body yang juga imut dan upper shadow yang biasanya memiliki panjang sekitar 1,5 (satu setengah) hingga tiga kali panjang body-nya. Lower shadow nyaris tidak terlihat, bahkan bentuk yang sempurna tidak memiliki lower shadow sama sekali.

Disebut inverted hammer jika letaknya berada di lembah, sedangkan jika terlihat di puncak makadisebut sebagai shooting star. Inverted hammer merupakan sinyal bullish dan membutuhkan konfirmasi candlestick bullish yang muncul setelahnya. Sedangkan shooting star merupakan sinyal bearish yang juga membutuhkan konfirmasi candlestick bearish yang muncul setelahnya.