Berbicara tentang akhlaq sebenarnya bukan suatu hal yang sederhana, ia adalah sesuatu yang teramat kompleks. Dan saya sepenuhnya sadar bahwa membahas pembentukan akhlaq dari faktor perasaan dan pikiran bukan berarti saya memaksudkan bahwa akhlaq hanya dibentuk dua hal ini. Baca juga artikel saya tentang struktur terbentuknya akhlaq/kepribadian. Seluruh artikel saya yang membahas tentang pembentukan akhlaq memiliki asumsi dasar sebagaimana yang dijelaskan dalam artikel tersebut. Perasaan dan pikiran hanyalah salah satu faktor pembentuk akhlaq. Artikel ini ditulis sekedar untuk menunjukkan bagaimana sistem kerja perasaan dan pikiran dalam membentuk akhlaq dan khas akhlaq yang dibentuknya.
Pengertian Perasaan
Beberapa teori psikologi menyebut perasaan sebagai segala sesuatu yang kita rasakan. Tapi coba perhatikan contoh berikut ini. "Sakit hatiku mendengar kata-katamu!" dan "sakit telingaku saat kau berteriak keras didekat telingaku". Kata "sakit" dari dua contoh diatas jelas memiliki pengertian yang berbeda meski sama-sama berdimensi rasa. Rasa sakit pada pernyataan pertama tidak bersifat fisiologis. Maka kalau ditanya dimana letak sakit itu, kita tidak bisa menyebut secara pasti, orang-orang menyimbolkan letak sakit itu berada di hati. Sedangkan pada kata sakit pernyataan yang kedua bersifat fisiologis, karena itu kalau kita ditanya dimana letak rasa sakit itu, kita bisa menyebut telinga, karena rasa sakit itu memang berada ditelinga.
Kedua kata sakit diatas sama-sama berbicara tentang rasa tapi dalam dimensi yang berbeda. Yang satu berdimensi psikologis (kejiwaan) dan yang satu berdimensi fisologis (fisik). Dapat kita tebak, manakah yang disebut perasaan ? Ya. Jawabannya adalah yang pertama.
Ada perbedaan yang mendasar antara rasa yang dirasakan oleh jiwa (perasaan) dan yang dirasakan oleh fisik. Jika kita menusuk tangan (indra kulit) 10 orang dengan menggunakan jarum, maka kesepuluh orang tersebut akan merasakan sakit pada tangan mereka. Tapi berbeda, jika kita hadapkan satu peristiwa, taruhlah contoh peristiwa meninggalnya ayah, pada 10 orang yang berbeda. Tiap orang akan merasakan sesuatu yang berbeda. Yang satu mungkin akan histeris, sedangkan yang lain bisa jadi sedih tapi tidak sampai histeris, dan yang lainnya mungkin dianggap biasa. Orang hidup cepat atau lambat akan meninggal dunia. Dari dua peristiwa diatas dapat kita ambil kesimpulan. Rasa sakit (indrawi) bersifat statis dan mekanistis, tetapi perasaan bersifatdinamis.
Jadi, perasaan adalah salah satu fungsi merasa bagi jiwa, seperti perasaan marah, sedih, bahagia, gembira, malas, bosan, dsb. Sedangkan rasa sakit seperti sakit pada kulit yang terluka, bau harum, suara yang memekakkan telinga atau rujak yang pedas bukanlah fungsi perasaan, tetapi fungsiindrawi.
0 komentar:
Posting Komentar
Untuk Mengetahui daftar isi Blog Technoray silahkan ke SITEMAP dan daftarkan email anda untuk mengetahui hal baru di sini melaui menu SUBSCRIBE VIA EMAIL, Karena setiap posting terbaru akan otomatis diinformasikan ke email anda.
Sebaiknya gunakan Internet Download Manager Original untuk kemudahan akses download anda. Serta jika berminat untuk tukar link blogroll silahkan kirim link anda, tinggalkan sedikit komentar Anda, karena sebuah titik dari komentar Anda sangat berarti untuk perkembangan Blog saya,
Jika Anda Mendownload melalui Link di site kami, anda akan terlebih dahulu terhubung ke AdFLY, (Mohon tunggu 5 detik lalu klik SKIP AD; kemudian Download filenya).
Terima Kasih.......