KESIMPULAN
Kesimpulan yang bisa kita generalisir dari alur sejarah antara Islam, Kristen dan Barat adalah bahwa, antara lain:
-
Kristen dan Barat, pada hakikatnya tidak identik. Kristen lahir di Timur, yang mana adalah jalan keselamatan yang bernisbat kepada Sang Juruselamat Yesus Kristus dari Yerusalem.
-
Konflik Kristen dan Islam tidak terjadi karena sebab gesekan teologis, tetapi karena sebab politis dan sebab-sebab keserakahan manusia.
-
Konflik Kristen dan Islam, pada dasarnya bukanlah ungkapan yang tepat, karena konflik yang terjadi bukanlah permusuhan antara Dunia Kristen secara umum, dengan Dunia Islam secara umum; melainkan antara Dunia Barat yang beragama Kristen, dengan dunia Islam.
-
Fundamentalisme dan Terorisme Islam, sama sekali tak ada hubungannya dengan agama Islam. Ia merupakan gerakan sosial-emosional sebagai luapan kebencian dan dendam masa lalu Islam kepada Barat, yang disebabkan oleh luka-luka sejarah, yang telah ditulis dengan pedang Barat sendiri.
-
Menyalahkan Islam dan membenci Islam atas isu Fundamentalisme dan Terorisme, adalah bentuk ketidak-adilan yang sangat disayangkan, dan sebagai umat manusia yang lebih modern dan dewasa, seharusnya kita harus menjauhkan diri dari pola pemahaman seperti itu.
HUBUNGAN INTER-RELIJIUS: BAGAIMANA, MUNGKINKAH?
Berangkat dari tesis awal, bahwa atas Kehendak Sang Pencipta, manusia telah melewati masa hidup di dunia dalam rentang sejarah yang sangat panjang; dan bahwa kenyataannya, sekarang kita berdiri dengan beragam keunikan dan bermacam pola kehidupan manusia dalam masing-masing identitasnya, baik agama, geneologis-ras maupun budaya. Satu fakta yang tak bisa kita sangkal adalah bahwa, kita telah ditempatkan dalam wadah kehidupan di dunia, dalam pluralitas manusia.
Sudah merupakan konsekuensi logis, dan menjadi fakta yang mesti terjadi, adalah bahwa kita harus hidup dengan segala bangsa dan identitas, dalam nuansa yang damai dan sikap menghormati. Dan untuk mencapai kehidupan bersama yang harmonis, saling membangun dan damai, maka adalah mustahil hal itu bisa terjadi jika paradigma pemikiran kita masih berkisar pada penghakiman dan penilaian sekilas pada situasi-situasi dunia. Kesalah-pahaman akan terus terjaga, dan pemahaman tidak akan pernah tercapai, dan akhirnya akan membawa kita pada puncak kebodohan dengan segala kondisi mental buruk rasa curiga, kebencian dan ketakutan.
Jadi, yang perlu direnungkan bersama adalah, kita tak selayaknya menjadi umat manusia yang berpuas diri dengan diri sendiri, dan kemudian menengok secara sekilas pada orang lain. Kita tak selayaknya memandang konflik antar-agama di masa lalu dalam bingkai-bingkai sempit yang mengaburkan, dan kita tak boleh menghakimi realita-realita sosial yang berhubungan dengan identias agama dengan landasan pemahaman yang dangkal dan tanpa semangat ketulusaan-kasih untuk memahami orang lain dalam empati.
Satu-satunya jalan untuk meraih harmonisasi kehidupan inter-relijius, adalah dengan memahami secara mendalam, bangunan besar sejarah umat manusia, dan atau, bila itu terlalu melelahkan, adalah dengan meletakan niatan-niatan baik dengan semangat toleransi pada umat manusia, dengan kacamata-kacamata empati. Dengan itulah, semoga, kehidupan umat manusia—dengan pluralitasnya, di masa mendatang akan semakin cerah, harmonis dan berjaya, dalam masing-masing keistimewaan ciri-ciri.
Kami salin dari Kompasiana ( Alwan Rosyidin )
0 komentar:
Posting Komentar
Untuk Mengetahui daftar isi Blog Technoray silahkan ke SITEMAP dan daftarkan email anda untuk mengetahui hal baru di sini melaui menu SUBSCRIBE VIA EMAIL, Karena setiap posting terbaru akan otomatis diinformasikan ke email anda.
Sebaiknya gunakan Internet Download Manager Original untuk kemudahan akses download anda. Serta jika berminat untuk tukar link blogroll silahkan kirim link anda, tinggalkan sedikit komentar Anda, karena sebuah titik dari komentar Anda sangat berarti untuk perkembangan Blog saya,
Jika Anda Mendownload melalui Link di site kami, anda akan terlebih dahulu terhubung ke AdFLY, (Mohon tunggu 5 detik lalu klik SKIP AD; kemudian Download filenya).
Terima Kasih.......