Di sebuah Negara Wakandi seberang inggris timur yang mempuyai banyak jalur gaza sangat subur akan kekayaan alamnya. terutama stok minyak yang melimpah namun tidak sebanding dengan harga minyak bahan bakar yang tiap ganti penguasa selalu naik padahal harga minyak dunia lagi sideway bahkan kecenderungan down trend.
Dengan alasan tidak mempuyai pabrik penyulingan harga minyak mentah di ekspor dengan harga eceran di negara tetangga lalu dibeli kembali dengan harga pasar. selisih harga dari minyak mentah menjadi minyak bahan bakar siap pakai ada fee titipan pejabat untuk pemangku negeri. Belum lagi yayasan perusahaan yang memonopoli pasar minyak dalam negeri sengaja dipajaki untuk modal kampaye penguasa maka wajar harga minyak bahan bakar di masyarakat menjadi mahal jika dibandingkan dengan negara tetangga dan laporan keuangan yayasan perusahaan tersebut defisit tiap tahun.
Bercermin di keadaan negeri wakandi yang harga nilai beli minyak BBM merangsek naik maka kita perlu menyiapkan teknik yang mengurangi konsumsi BBM yang biasa dikenal sebagai ECO DRIVING / HYPERMILLING.
Sederhananya hypermiling serupa eco driving, yaitu segala cara dilakukan untuk menghemat konsumsi BBM. Dimulai dari perencanaan perjalanan, hingga parkir di tempat yang mudah keluar. Harga BBM atau bahan bakar minyak yang terus melambung, memaksa pengendara untuk menerapkan teknik berkendara irit BBM. Dulu istilah ini kita kenal dengan eco driving. Namun di samping itu, rupanya ada penamaan lain lagi yang disebut hypermiling.
Melansir dari CBC, keduanya ternyata memiliki arti yang sama. Jadi segala macam strategi yang dilakukan untuk menekan pengeluaran di jalan, sembari mempraktikkan metode irit berkendara. Pengertian ini lebih luas lagi bukan cuma menerapkan bukaan gas yang kecil atau meminimalisir penggunaan AC mobil.
Teknik Hypermiling, Apa Itu ?
Teknik hypermiling bukan sekadar mahir membuka gas pelan dan halus. Disebut-sebut teknik hypermiling bahkan bisa menghemat konsumsi BBM melebihi klaim pabrikan mobil. Tak ada salahnya bila teknik ini juga diterapkan oleh pengguna kendaraan di Indonesia, yang notabene harga bahan bakarnya juga merangkak naik.
Lalu bagaimana caranya?
Teknik hypermiling bukan sekadar kemahiran ketika mengemudi, tetapi juga perencanaan perjalanan yang matang. Seorang hypermiler, sebutan bagi seorang yang melakukan teknik hypermiling, akan terlebih dulu mengevaluasi cara menuju lokasi tujuan. Sederhananya jika bisa berjalan kaki atau bersepeda, maka tak perlu lagi mengemudi kendaraan.
Tapi beda cerita ketika memang perlu membawa kendaraan pribadi. Maka hal yang dilakukan pertama kali adalah perencanaan rute sependek, waktu tempuh secepat, dan seefisien mungkin agar memungkinkan kendaraan bisa berakselerasi mulus dan meminimalisir pengereman.
Ini lantaran teknik pengereman yang kurang tepat, atau selalu mengerem bisa memengaruhi tingat efisiensi bahan bakar. Sebab saat pengereman, mesin juga membutuhkan tenaga saat mengurangi kecepatan hingga berhenti. Ketika kecepatan menengah kemudian mengerem dalam, saat itulah mesin membutuhkan tenaga guna mengurangi laju.
Selain itu, hypermiler juga akan meriset kondisi lalu lintas yang akan dilalui melalui pantauan di media sosial, maupun kamera lalu lintas yang bisa diakses publik. Syukur-syukur bila kondisinya lengang tidak terlalu ramai, sehingga bisa menjaga momentum percepatan dan deselerasi secara alami alias tanpa dorongan pengereman berlebih. Sebaliknya bila padat tersendat, maka BBM akan terbuang sia-sia.
Teknik hypermiling diterapkan supaya tidak membebani pengeluaran untuk operasional kendaraan
Belum cukup di situ, unsur-unsur yang ada di mobil juga perlu diperhatikan. Salah satunya adalah menjaga tekanan angin ban selalu ideal. Pastikan tekanannya tepat, tidak terlalu kurang supaya tapak ban yang menempel ke permukaan jalan tidak besar, sehingga pergerakan mobil tidak terlalu berat.
Kemudian barang-barang yang bisa memengaruhi bobot di kabin mobil juga perlu dipindahkan. Ini tentu juga sebagai upaya meningkatkan efisiensi bahan bakar. Semakin berat barang bawaan di mobil, maka bisa membuat konsumsi BBM semakin boros. Mesin butuh jadi ekstra bekerja untuk mengimbangi gerak ketika kondisi mobil normal.
Lalu saat parkir. Para hypermiler akan memarkirkan kendaraan mereka di tempat yang ideal. Dalam artian ketika kondisi dingin dan turun salju, maka posisi parkir sebisa mungkin menghadap matahari, sehingga sinarnya bisa melelehkan lapisan es di kaca mobil, jadi pemiliknya tak perlu menyalakan pemanas kaca.
Kunci hypermiling mulai dari perencanaan perjalanan, bahkan sampai memilih parkir
Sebaliknya ketika musim panas, mobil diparkirkan di tempat yang teduh. Ini memungkinkan AC mobil tidak perlu bekerja keras menurunkan suhu kabin saat pengemudi kembali ke mobil. Intinya pemilihan waktu berkendara juga patut dipertimbangkan dalam teknik hypermiling.
Lebih lanjut ketika tersedia, hypermiler juga akan memilih ruang parkir yang tidak merepotkan. Artinya tidak sampai bermanuver berlebih untuk membuang bahan bakar. Contohnya posisi yang menghadap ke pintu keluar, sehingga ketika hendak memulai perjalanan bisa langsung segera ke depan.
Selebihnya untuk menerapkan teknik hypermiling, selalu ingat lakukan 5 hal ini:
1. Berakselerasi halus, hindari menginjak gas mendadak dan dalam
2. Jaga kecepatan konstan
3. Antisipasi kemacetan
4. Cegah melaju di kecepatan dan putaran mesin tinggi
5. Biarkan mobil melambat dengan sendirinya, minimalisir pengereman