Ayat-ayat di Langit dan di Bumi

Bayangkan bahwa anda membangun sebuah kota besar dengan menyertakan jutaan Legos bersama-sama. Misalkan di kota ini ada gedung-gedung pencakar langit, jalan-jalan berkelak-kelok, stasiun kereta api, pelabuhan udara, pusat-pusat perbelanjaan, lorong-lorong bawah tanah, dan juga sungai-sungai, danau-danau, hutan, dan pantai. Misalkan ada juga yang tinggal di dalamnya ribuan orang yang berseliweran di jalan raya, duduk-duduk di rumah, dan bekerja di kantor. Masukkan juga seluk-beluknya, termasuk lampu lalulintas, kotak pos, dan papan sinyal di terminal bus.

Jika seseorang mendatangi anda dan mengatakan bahwa semua Legos kota ini, yang anda dirikan dengan perencanaan yang matang hingga serinci-rincinya, dan semua bagian yang anda tempatkan dengan susah-payah itu muncul secara kebetulan hingga terwujud kota ini, bagaimanakah keadaan jiwa orang ini menurut anda?

Kini, tengoklah lagi kota yang telah anda bangun itu dan ingatlah bahwa keseluruhan kota ini akan rata dengan tanah bila anda lupa meletakkan sepotong Lego di tempatnya atau mengubah letaknya. Bisakah anda bayangkan seberapa besar keseimbangan dan tatanan yang telah anda tegakkan?

Kehidupan di dunia tempat tinggal ini juga mungkin dibuat dengan penghimpunan sejumlah besar bagian kecil seperti itu yang tak terbayangkan oleh benak manusia. Ketiadaan satu bagian kecil saja mungkin berarti akhir riwayat bumi ini.

Segala benda, dari unit terkecil zat yang berupa atom hingga galaksi yang mengandung trilyunan bintang, dari bulan pelengkap bumi hingga sistem matahari, semuanya berjalan dengan keserasian yang sempurna. Sistem yang tertata rapi ini berjalan mulus bagaikan arloji. Orang-orang sangat yakin bahwa sistem yang telah berumur trilyunan tahun ini akan berfungsi tanpa mengesampingkan bagian terkecil, sehingga mereka dapat menyusun rencana dengan bebas mengenai sesuatu yang mereka perkirakan akan terwujud dalam 10 tahun mendatang. Tak seorang pun khawatir kalau-kalau matahari tidak terbit esok hari. Sebagian besar orang tidak berpikir tentang 'mungkinkah bumi ini berubah menjadi lepas dari gravitasi matahari dan mulai bergerak menuju kegelapgulitaan entah di mana?'; atau bertanya, 'Apa yang mencegahnya dari kejadian ini?'

Dengan cara yang sama, manakala orang-orang menjelang tidur, mereka yakin bahwa jantung atau sistem pernafasan mereka tidak akan sesantai otak mereka. Akan tetapi, bila salah satu dari dua sistem penting ini berhenti-henti beberapa detik saja, maka bisa-bisa nyawa melayang.

Ketika 'kacamata biasa' di sekitar kehidupan kita tanggalkan dan sebab-akibat peristiwa-peristiwa tidak lagi ditaksir seolah-olah 'berlangsung dalam kejadian alamiahnya', kita lihat dengan gamblang bahwa segala benda tersusun dari sistem terencana yang amat teliti dan sangat saling bergantung sehingga seolah-olah kita bergantung pada kehidupan dengan kulit atau gigi kita. Perhatikanlah tatanan hebat yang berlaku di tempat ke mana pun anda memandang. Tentu saja, ada kekuatan besar yang menciptakan tatanan dan keserasian sedemikian itu. Pemilik kekuatan besar ini ialah Allah, Yang menciptakan segala sesuatu dari ketiadaan. Dalam satu ayat Al-Qur'an difirmankan:

Dia yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis; tak akan kau lihat ketidakseimbangan dalam ciptaan (Allah) Yang Maha Pemurah. Balikkanlah pandanganmu sekali lagi, tampakkah olehmu ada yang cacat? Lalu ulanglah pandanganmu sekali lagi; pandanganmu akan berbalik kepadamu, letih dan membingungkan. (Surat al-Mulk, 3-4)

Bila kita memandang makhluk-makhluk di langit, di bumi, dan semua yang terletak di antaranya, ternyata mereka semua membuktikan keberadaan Pencipta mereka dengan sendirinya. Di bab ini, kita akan memikirkan gejala alam dan makhluk hidup yang terlihat oleh semua orang, sekalipun tak pernah terpikirkan, dan bagaimana mereka menjadi ada dan melanjutkan keberadaan mereka. Jika kita hendak menuliskan semua ayat Allah di alam semesta, maka diperlukan ribuan jilid ensiklopedi. Karena itu, dalam bab ini, kita hanya akan secara singkat berurusan dengan beberapa pokok-persoalan yang layak untuk dipertimbangkan panjang-lebar.

Akan tetapi, penyebutan-penyebutan singkat ini pun akan membantu para 'manusia yang berakal' yang insyaf untuk memperhatikan fakta terpenting kehidupan mereka atau sekurang-kurangnya membantu mereka mengingatnya sekali lagi.

Karena Allah itu Ada.

Karena Dialah asal pertama langit dan bumi dan Dia bisa dipahami melalui akal.


KEAJAIBAN DI TUBUH KITA

'Mata Yang Setengah-Jadi Tak Bisa Melihat'

Apa yang terbersit di benak anda manakala mendengar kata 'mata'? Sadarkah anda bahwa salah satu hal terpenting dalam kehidupan adalah kemampuan untuk melihat? Jika menyadarinya, sudahkan anda memikirkan tanda-tanda lain yang terkandung dalam mata anda?

Mata adalah sepotong bukti yang paling nyata bahwa makhluk-makhluk hidup diciptakan. Semua organ penglihatan, termasuk mata binatang dan mata manusia, merupakan contoh yang sangat menonjol perihal rancangan yang sempurna. Organ istimewa ini amat rumit sampai-sampai mengungguli peralatan tercanggih di dunia ini.

Supaya mata dapat melihat, semua bagiannya harus bekerja sama secara serasi. Sebagai misal, jika mata kehilangan kelopak, tetapi masih mempunyai semua bagian lain seperti kornea, selaput penghubung, selaput pelangi, biji mata, lensa mata, retina, selaput koroid, urat mata, dan kelenjar airmata, itu pun sudah amat rusak dan akan segera kehilangan fungsi penglihatannya. Begitu pula, jika produksi airmata berhenti, maka mata akan segera kering dan menjadi buta kendati semua organ lain masih ada.

'Rantai kebetulan' yang diajukan oleh para evolusionis kehilangan semua maknanya menghadapi susunan rumit ini. Mustahil menjelaskan keberadaan mata kecuali sebagai zat ciptaan istimewa. Mata itu memiliki sistem rumit dengan banyak bagian dan, sebagaimana dibahas di atas, semua bagian pembentuk ini pasti menjadi ada pada waktu yang sama. Mustahil mata yang setengah-jadi berfungsi pada 'setengah melihat'. Pada keadaan-keadaan semacam ini, peristiwa penglihatan tak bisa berlangsung sama sekali. Seorang ilmuwan evolusionis menerima kebenaran ini:

Ciri umum mata dan sayap adalah hanya berfungsi jika tersusun sepenuhnya. Dengan kata lain, mata yang setengah-jadi tidak bisa melihat; burung dengan sayap setengah-sayap tidak dapat terbang.13

Dalam hal ini, kita menghadapi lagi pertanyaan yang sangat penting: siapa yang menciptakan semua unsur mata sekaligus?

Pemilik mata tentu saja bukan orang yang membuat putusan mengenai pembentukannya. Karena bagi yang tiada berpengetahuan tentang seperti apakah penglihatan itu tidak mungkin berhasrat untuk mempunyai organ penglihatan dan melekatkannya pada tubuhnya. Jadi, kita harus menerima keberadaan Pemilik Yang Maha Bijaksana yang menciptakan makhluk hidup dengan indera seperti penglihatan, pendengaran, dan sebagainya. Ada pernyataan lain bahwa sel-sel yang tak bernyawa bisa mencapai fungsi yang mensyaratkan nyawa seperti penglihatan dan pendengaran dengan kehendak dan upaya mereka sendiri. Sangatlah jelas bahwa ini mustahil. Dalam Al-Qur'an, dinyatakan bahwa penglihatan dilimpahkan kepada makhluk hidup oleh Allah:

Katakanlah: Dialah Yang telah menjadikan kamu dan membuatkan untuk kamu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani; sedikit sekali kamu bersyukur. (Surat al-Mulk, 23)


Pasukan di Dalam Tubuh Manusia

Setiap hari, berlangsung pertempuran di bagian terdalam raga yang tidak anda rasakan. Di satu pihak, virus dan bakteri bermaksud menyerbu tubuh anda dan mengambil kendali terhadapnya dan di pihak lain, sel-sel kekebalan melindungi tubuh dari musuh-musuh ini.

Musuh-musuh ini menunggu dalam keadaan siap-serang untuk memasuki kawasan yang mereka tuju; begitu ada kesempatan, mereka menuju kawasan sasaran. Namun demikian, para prajurit kawasan sasaran yang berdisiplin, tertata dan kuat itu tidak mudah menyerah kepada musuh. Pertama, para prajurit (fagosit) yang menelan dan menahan pasukan musuh itu tiba di medan tempur. Walau begitu, kadang-kadang pertempuran tersebut lebih liat daripada kemampuan tempur prajurit-prajurit ini. Pada keadaan semacam ini, prajurit-prajurit lain (makrofaga) dikerahkan. Keterlibatan mereka menyebabkan kehebohan di kawasan sasaran dan para prajurit lain (sel T pembantu) pun dipanggil untuk bertempur.

Prajurit-prajurit ini sangat mengenal penghuni setempat. Mereka dengan cepat bisa membedakan pasukan mereka sendiri dari pasukan musuh. Mereka segera mengerahkan prajurit (sel-sel B) yang ditugaskan untuk memproduksi senjata. Para serdadu ini mempunyai kemampuan luar biasa. Meskipun mereka tidak pernah melihat musuh, mereka dapat menghasilkan senjata yang akan menyebabkan musuh tak berdaya. Di samping itu, mereka mengangkut senjata-senjata yang mereka hasilkan itu sejauh semestinya. Selama perjalanan dalam tugas yang sulit ini mereka berhasil tidak menyebabkan kerusakan apa pun pada mereka sendiri atau pada sekutu-sekutu mereka. Kemudian, tim penyerang (sel-sel T pembunuh) menyiangi jalan. Mereka membongkar bahan beracun yang mereka angkut sendiri ke lokasi tergenting musuh. Bila menang, sekelompok prajurit lain (sel-sel T pendesak) tiba di medan tempur dan mengirimkan semua serdadu mereka kembali ke barak mereka. Para prajurit yang tiba di medan tempur terakhir (sel-sel memori) mencatat semua informasi yang relevan mengenai musuh, sehingga bisa dipakai di kejadian penyerbuan serupa di masa mendatang.

Sel AB terlihat berpisah.

Sel-sel kekebalan mempunyai rantai komando yang sangat berdisiplin. Tak satu pun perintah yang tak ditaati.

Sel AB menutupi bakteri

Pasukan hebat yang dibahas di atas tersebut ialah sistem kekebalan di tubuh manusia. Segala hal yang dijelaskan tersebut dilakukan oleh sel-sel mikroskopik yang tak terlihat dengan mata telanjang. (Untuk informasi lebih lanjut, silakan lihat Harun Yahya, For Men of Understanding, "The Signs in the Heaven and the Earth".)

Berapa banyak orang yang sadar bahwa mereka memiliki pasukan yang tertata, berdisiplin, dan sempurna di dalam tubuh mereka? Berapa banyak dari mereka yang sadar bahwa mereka dikelilingi dari semua sisi oleh mikroba-mikroba yang, jika tak terhalang, akan menyebabkan mereka menderita penyakit yang parah atau bahkan meninggal? Sesungguhnya, terdapat banyak mikroba yang berbahaya di udara yang kita hirup, di air yang kita minum, di makanan yang kita makan, dan di permukaan benda yang kita sentuh. Walaupun seseorang tak menyadari semua itu, sel-sel tersebut di tubuhnya berupaya sekuat tenaga untuk menyelamatkannya dari penyakit yang mungkin bahkan bisa menimbulkan kematiannya.

Kemampuan semua sel kekebalan untuk membedakan sel-sel musuh dari sel-sel tubuh, kemampuan sel-sel B untuk menyiapkan senjata selama dibutuhkan tanpa merugikan sel-sel tubuh lainnya, terpenuhinya tugas sel-sel penerima sinyal secara komplit tanpa masalah apa pun segera seusai mereka selesaikan pekerjaan mereka, dan kemampuan sel-sel memori tersebut hanyalah beberapa ciri istimewa sistem ini.



Sel-sel kekebalan (kuning) terlihat bertempur dengan sel-sel kanker.

Karena semua alasan itu, cerita pembentukan sistem kekebalan tak pernah diangkat oleh para penulis evolusionis.

Dengan berfungsinya penyakit atau tanpa sistem kekebalan, sangatlah sulit bagi seseorang untuk bertahan hidup karena ia akan terbuka bagi semua mikroba dan virus di dunia luar. Saat ini, orang seperti ini hanya bisa hidup dalam ruang khusus tanpa kontak langsung dengan apa pun di luar ruang. Karena itu, tanpa sistem kekebalan, tak mungkin seseorang bertahan hidup di lingkungan primitif. Ini mengarahkan kita kepada fakta bahwa suatu sistem yang sangat rumit semacam sistem kekebalan hanya bisa diciptakan seluruhnya sekaligus dengan semua unsurnya.


Sistem Terencana Secara Rinci

Bernafas, makan, berjalan, dan lain-lain merupakan fungsi manusia yang amat alamiah. Namun kebanyakan orang tidak memikirkan bagaimana tindakan-tindakan dasar ini berlangsung. Sebagai contoh, bila anda makan buah, anda tidak memikirkan bagaimana makanan ini bisa bermanfaat bagi tubuh anda. Satu-satunya hal di benak anda adalah memakan makanan yang menyehatkan; pada saat yang sama, tubuh anda terlibat dalam suatu proses luar biasa yang sangat rinci dengan tujuan menjadikan makanan ini sesuatu yang menyehatkan.

Sistem pencernaan yang melangsungkan proses rinci ini mulai berfungsi segera sesudah sepotong makanan masuk ke dalam mulut. Dengan terlibat dalam suatu sistem sejak awal-mula, air liur membasahi makanan dan mempermudah pengunyahannya oleh gigi dan peluncurannya melalui kerongkongan.

Kerongkongan membantu pengangkutan makanan ke perut dengan bekerjanya suatu keseimbangan yang sempurna. Di sini, makanan itu dicerna dengan asam hidroklorik yang terdapat di perut. Asam ini sangat kuat sehingga mampu melarutkan tidak hanya makanan, tetapi juga dinding perut. Tentu saja, kerusakan semacam ini tidak diperbolehkan di sistem yang sempurna ini. Suatu keluaran yang disebut lendir yang keluar selama pencernaan itu menutupi seluruh dinding perut dan memberikan perlindungan yang sempurna melawan pengaruh buruk asam hidroklorik. Jadi, perut tercegah dari penghancuran diri-sendiri.

Bagian lain dari sistem pencernaan itu terencana juga. Potongan-potongan makanan berfaedah yang dilumatkan dengan sistem pencernaan itu diserap oleh dinding usus kecil dan memasuki pembuluh darah. Permukaan-dalam usus kecil ini ditutupi dengan sulur mungil yang disebut 'vilus'. Di puncak sel-sel ini di atas vilus adalah panjangan mikroskopik yang disebut mikrovilus. Panjangan-panjangan ini berfungsi sebagai pompa untuk menyerap gizi. Beginilah cara penyerapan gizi oleh pompa-pompa yang disampaikan semuanya ke seluruh tubuh dengan sistem peredaran.

Hal yang layak diperhatikan di sini adalah bahwa evolusi sama sekali tidak bisa menjelaskan sistem yang baru saja diringkas dengan singkat ini. Menurut teori evolusi, organisme yang rumit itu berkembang dari keadaan primitif melalui akumulasi perubahan susunan kecil-kecilan secara bertahap. Bagaimanapun, sebagaimana telah dinyatakan dengan jelas, sistem di dalam perut tidak mungkin terbentuk selangkah demi selangkah. Ketiadaan satu faktor saja akan menimbulkan kematian organismenya.

Tatkala makanan diterima masuk ke dalam perut, getah-perut memperoleh kemampuan untuk melumatkan makanan sebagai hasil dari serangkaian perubahan kimiawi. Kini, bayangkanlah makhluk hidup yang dalam suatu proses yang katanya evolusi; dalam tubuhnya tidak mungkin terjadi transformasi kimiawi yang terencana semacam itu. Makhluk hidup ini tidak bisa memperoleh kemampuan ini, sehingga tidak bisa mencerna makanan yang dimakannya dan akan kelaparan sampai mati dengan setumpuk makanan di perutnya.

Selain itu, selama pengeluaran asam pelarut ini, dinding perut harus menghasilkan keluaran yang disebut lendir pada saat itu juga. Kalau tidak, asam di dalam perut ini akan meremukkan perut. Karena itu, supaya kehidupan berlanjut, perut harus mengeluarkan keduanya (asam dan lendir) pada waktu yang bersamaan. Ini memperlihatkan bahwa yang pasti terjadi sebetulnya bukan evolusi secara kebetulan setahap demi setahap, melainkan suatu penciptaan terencana dengan semua sistemnya.

Semua ini menunjukkan bahwa raga manusia mirip pabrik besar yang tercipta dari banyak mesin kecil yang bekerja bersama-sama dengan keserasian yang sempurna. Sebagaimana pabrik-pabrik yang memiliki perancang, insinyur, dan perencana, tubuh manusia pun memiliki Pencipta Yang Agung.


HEWAN DAN TUMBUHAN

Jutaan jenis hewan dan tumbuhan yang terdapat di dunia ini hadir sebagai ayat yang membuktikan keberadaan dan kemungkinan Pencipta kita.

Pemintalan diri-sendiri ulat menjadi kepompong, dan kemudian cabikannya keluar dari situ sebagai kupu-kupu dengan pola dan warna yang menakjubkan.


Maka apakah Dia Yang menciptakan itu seperti yang tidak menciptakan?Tidakkah kamu mau menerima peringatan? (Surat an-Nahl, 17)

Semua makhluk hidup ini--sejumlah kecilnya akan kita bahas di sini sebagai contoh--pantas untuk diperiksa sendiri-sendiri. Mereka semua memiliki sistem tubuh yang berlainan, taktik pertahanan yang beragam, cara makan yang unik, dan metode perkembangbiakan yang menarik. Sayangnya, tidak mungkin memaparkan semua sifat mereka dalam sejilid buku. Berjilid-jilid ensiklopedi pun tidak akan cukup untuk tugas ini.

Akan tetapi, sedikit contoh yang akan kita bahas di sini pun akan memadai untuk membuktikan bahwa kehidupan di bumi tidak mungkin dijelaskan dengan mengatakannya kejadian kebetulan.


Dari Ulat ke Kupu-Kupu


Seekor ulat sutera di kepompongnya yang terpintal dengan benang sutera.

ila anda mempunyai 450-500 telur dan harus melindunginya dari ancaman lingkungan, apa yang akan anda lakukan? Langkah terbijak bagi anda adalah mengambil tindakan pencegahan supaya tidak terpencar berhamburan, umpamanya karena angin atau faktor lingkungan lainnya. Dengan menjadi hewan yang menelurkan kebanyakan telurnya pada satu waktu (450-500), ulat sutera menggunakan cara yang sangat cerdas untuk melindungi telur-telurnya: ulat sutera itu menyatukan telur-telur tersebut dengan zat kental (benang) yang dikeluarkannya untuk mencegah supaya telur-telur itu tidak terpencar ke sekitarnya.

Ulat-ulat yang memunculkan telur-telur mereka mula-mula mendapati cabang yang aman bagi mereka sendiri dan kemudian mengikatkannya dengan benang yang sama. Lalu, untuk mengembangbiakkan mereka sendiri, mereka mulai memintal kepompong dengan benang yang mereka keluarkan. Untuk melengkapi proses ini, diperlukan waktu 3-4 hari bagi ulat yang baru membuka mata menatap kehidupan. Selama jangka waktu ini, ulat itu membuat ribuan putaran dan menghasilkan benang sepanjang rata-rata 900-1500 meter.14 Pada akhir proses ini, mulailah tugas baru sebagai bagian dari metamorfosis untuk menjadi kupu-kupu yang anggun.

Tindakan yang dilakukan oleh ulat sutera induk untuk melindungi telur-telurnya atau pun perilaku ulat mungil tanpa kesadaran, pendidikan, atau pengetahuan tersebut tidak bisa dijelaskan oleh teori evolusi. Khususnya, ajaibnya kemampuan si induk untuk menghasilkan benang yang dipakai untuk mengamankan telur-telurnya. Pengetahuan ulat yang baru lahir tentang lingkungan yang paling cocok bagi dirinya sendiri, pemintalan kepompongnya yang sesuai dengan hal ini, pelaksanaan metamorfosisnya, dan kehadirannya melalui metamorfosis yang tanpa masalah ini berada di luar pemahaman manusia. Karenanya, kita bisa mengatakan ala kadarnya bahwa setiap ulat lahir ke dunia dengan dibekali pengetahuan tentang apa yang harus dilakukannya, yang berarti bahwa semua hal ini 'diajarkan' sebelum ia lahir.

Mari kita jelaskan ini dengan sebuah contoh. Apa pendapat anda jika melihat bayi yang baru lahir bisa berdiri selama beberapa jam setelah kelahirannya, mengumpulkan benda-benda yang ia butuhkan untuk membuat alas tidurnya (seperti selimut kapas, bantal, kasur), dan kemudian menyatukannya dengan rapi, membuat alas tidurnya dan berbaring di atasnya? Setelah anda pulih dari keterkejutan terhadap peristiwa ini, mungkin anda mengira bahwa bayi itu pasti diajari dengan cara yang luar biasa di rahim induknya untuk mengerjakan proses seperti itu. Kejadian ulat itu tidak berbeda dari bayi dalam contoh ini.

Dialah Allah, Maha Pencipta, Maha Pembuat, Maha Pembentuk rupa, Yang mempunyai nama-nama yang indah; segala sesuatu yang di langit dan di bumi memurnikan dan mengagungkan-Nya; Dia Mahaperkasa, Mahabijaksana. (Surat al-Hasyr, 24)

Ini sekali lagi mengarahkan kita pada kesimpulan yang sama: makhluk-makhluk hidup hadir ke dalam kehidupan, berkelakuan dan hidup dengan cara yang ditentukan oleh Allah Yang menciptakan mereka. Ayat Al-Qur'an yang menyatakan bahwa Allah memberi ilham kepada lebah dan memerintahkannya untuk membuat madu (Surat an-Nahl, 68-69) memberi contoh tentang rahasia besar dunia makhluk hidup. Rahasia ini adalah bahwa semua makhluk hidup tunduk kepada kehendak Allah dan mengikuti takdir yang ditentukan oleh Dia. Karena inilah lebah membuat madu dan ulat sutera membuat sutera.


Sayap Yang Simetris

Bila kita pandang sayap-sayap kupu-kupu di gambar, kita lihat kesimetrisan sempurna yang terdapat pada sayap-sayap ini. Sayap-sayap yang seperti renda ini banyak dihiasi dengan pola, sorotan, dan warna yang masing-masing bagaikan karya seni.



Pola-pola yang anggun dan tegas pada kupu-kupu menunjukkan bahwa makhluk hidup ini bukan hasil kejadian kebetulan, melainkan berasal dari penciptaan yang hebat dan tanpa cacat.


Bila anda lihat sayap-sayap kupu-kupu ini, anda perhatikan bahwa pola dan warnanya pada kedua sisi sama persis, kendati anda lihat seteliti mungkin. Bahkan titik terkecil pun terdapat pada kedua sayap, yang dengan demikian menunjukkan kesimeterisan dan tatanan yang tidak bercacat.

Di samping itu, tak satu pun dari warna-warna di sayap-sayap tipis ini bercampur dengan yang lain, masing-masing terpisah dengan tegas dari yang lain. Sebenarnya, warna-warna ini terbentuk melalui penumpukan sisik-sisik mungil yang menggugus satu sama lain. Tidakkah merupakan keajaiban bagaimana sisik-sisik kecil, yang mudah tersebar dengan sentuhan lembut tangan anda, bisa tertata di kedua sayap tanpa kekeliruan sedikit pun di pembagiannya sehingga menghasilkan pola yang tepat sama? Pemindahan sebuah sisik tunggal pun akan menghancurkan kesimetrisan sayap dan merusak keindahannya. Namun demikian, anda tak pernah melihat kecampuradukan sayap kupu-kupu di bumi ini. Sayap-sayap itu rapi dan anggun seolah-olah dibuat oleh seniman. Sesungguhnya sayap-sayap tersebut buatan Pencipta Yang Agung.


Hewan dengan Leher Terpanjang: Jerapah

Seperti semua makhluk hidup lain, jerapah juga diciptakan dengan desain yang sempurna.


Jerapah mempunyai banyak karakteristik yang menakjubkan. Salah satunya adalah bahwa lehernya tegak pada 7 tulang belakang, sama dengan mamalia lainnya, walaupun leher ini sangat panjang. Fakta yang menakjubkan lainnya adalah bahwa jerapah sama sekali tidak memiliki masalah pemompaan darah naik ke otaknya di puncak lehernya yang panjang. Dengan sedikit berpikir saja akan terlintas betapa sulitnya keharusan pemompaan darah sedemikian tinggi. Namun jerapah tidak mempunyai masalah mengenai hal ini, karena jantungnya dilengkapi dengan perlengkapan untuk memompa darah setinggi sesuai dengan keperluannya. Ini memungkinkan jerapah menjalani kehidupannya tanpa susah-payah.

Sekalipun begitu, jerapah masih menghadapi masalah lain ketika minum air. Pada dasarnya, jerapah mestinya mati karena tekanan darah yang tinggi setiap membungkukkan leher untuk minum air. Akan tetapi, sistem yang sempurna di lehernya meredam risiko ini dengan lengkap. Ketika jerapah membungkuk, katup-katup di kantung lehernya menutup dan mencegah darah yang berlebihan akibat aliran ke otak.

Tidak ada keraguan bahwa jerapah tidak memperoleh ciri-ciri ini dengan merencanakannya menurut kebutuhannya. Bahkan lebih tidak masuk akal bila mengatakan bahwa semua perlengkapan penting ini dibentuk seiring dengan berlalunya waktu melalui proses evolusi secara bertahap. Supaya tetap hidup, jerapah membutuhkan sistem pemompaan untuk mengalirkan darah ke otak dan sistem katup untuk mencegah tekanan darah yang tinggi sewaktu membungkuk. Jika salah satu dari karakteristik ini tidak ada atau tidak berfungsi dengan tepat, maka mustahil bagi jerapah untuk terus hidup.

Kesimpulan yang harus ditarik dari semua ini adalah bahwa spesies jerapah lahir ke dunia dengan segala karakteristiknya yang amat penting bagi kehidupannya. Mustahil bagi makhluk yang tidak menguasai tubuhnya untuk mendapatkan ciri-ciri dasarnya secara sengaja. Jadi, ini jelas-jelas membuktikan bahwa jerapah diciptakan melalui penciptaan yang disengaja, yaitu oleh Allah.


Penyu Laut

Penyu-penyu laut hidup di gelombang samudera dengan bergerombol menuju pantai bila tiba saatnya untuk berkembang biak. Walaupun ini bukan pantai biasa. Pantai yang mereka datangi untuk berkembang biak pasti tempat kelahirannya.15 Kadang-kadang penyu laut harus melakukan perjalanan sejauh 800 kilometer untuk tiba di sana. Namun perjalanan yang panjang dan keras tidak mengubah keadaan ini. Mereka tiba di pantai tempat kelahiran mereka untuk melahirkan keturunan mereka, apa pun yang terjadi.

Sungguh luar biasa bagaimana suatu makhluk hidup bisa menemukan jalan kembalinya ke pantai yang sama persis sesudah 20-25 tahun keberangkatannya dari sana.16 Yang lebih luar biasa, penyu laut bisa menemukan arah tempat kelahirannya di kedalaman samudera yang cahayanya sedikit sekali, dan kemudian membedakannya dari begitu banyak pantai yang serupa.

Akhirnya, ribuan musafir yang tanpa kompas ini mencapai pantai yang sama pada waktu yang sama. Alasan yang melandasi pertemuan yang bertubi-tubi ini yang pada mulanya merupakan misteri itu kini menjadi kejutan besar ketika akhirnya terkuak. Karena penyu-penyu tahu bahwa keturunan mereka tidak bisa bertahan hidup di keadaan laut, mereka memendam telur mereka di bawah pasir di pantai. Tetapi mengapa mereka semua bertemu di pantai yang sama pada waktu yang sama? Apakah bayi mereka tidak akan bertahan hidup jika mereka melakukan hal yang sama di waktu yang berbeda dan di pantai yang berlainan? Orang-orang yang melakukan penelitian mengenai topik ini dihadapkan dengan situasi yang menarik. Ribuan keturunan di bawah pasir itu harus mengatasi sejumlah kendala besar setelah memecahkan telur mereka dengan gumpalan keras pada kepala mereka. Bayi penyu seberat rata-rata 31 gram ini tidak bisa secar sendiri-sendiri menggali

lapisan tanah di atas mereka. Mereka semua saling membantu. Ketika ribuan bayi penyu di pantai mulai menggali tanah, mereka membuatnya pada permukaan pasir selama beberapa hari. Walau demikian, sebelum muncul di permukaan, mereka menunggu sesaat hingga malam tiba. Ini karena pada siang hari, terdapat bahaya yang mengintai dari para pemangsa. Di samping itu, akan cukup sulit bagi mereka untuk merangkak di atas pasir yang terbakar oleh sinar matahari. Bila malam tiba, mereka naik ke permukaan setelah menyudahi proses penggalian. Kendati gelap, mereka bekerja keras menuju laut dan berangkat dari pantai untuk kembali ke sana pada 20-25 tahun kemudian.


Dan dalam penciptaan kamu sendiri dan bahwa binatang-binatang tersebar (di seluruh penjuru bumi), ada ayat-ayat bagi mereka yang benar-benar beriman. (Surat al-Jatsiyah, 4)



Mustahil bagi bayi-bayi penyu ini untuk mengetahui bahwa mereka harus menggali jalan mereka ke atas sesudah bermunculan dari telur mereka dan menunggu sesaat pada jarak tertentu dari laut. Sama sekali tidak mungkin bagi mereka untuk mengetahui, tatkala masih terpendam di tanah, apakah ini siang ataukah malam, bahwa para pemangsa terdapat di luar sana dan bahwa mereka bisa menjadi mangsa predator, bahwa pasirnya terbakar karena matahari, bahwa ini bisa membahayakan mereka, dan bahwa mereka harus bekerja keras menuju laut. Jadi, bagaimanakah pelaksanaan yang disengaja ini muncul?

Satu-satunya jawaban atas pertanyaan ini adalah bahwa bayi-bayi penyu ini telah agak 'terprogram' untuk berperilaku secara demikian, yang berarti bahwa Pencipta mereka telah mengilhami mereka naluri yang menolong mereka menyelamatkan kehidupan mereka.


Kumbang Pengebom

Kumbang pengebom merupakan serangga yang padanya telah banyak dilakukan penelitian. Ciri yang menyebabkan serangga ini sangat populer adalah bahwa kumbang pengebom menggunakan metode kimiawi untuk melindungi diri dari musuh-musuhnya.

Pada keadaan bahaya, serangga ini menyemprotkan hidrogem peroksida dan hidroquinon yang tersimpan di tubuhnya ke arah si musuh untuk melindungi diri. Sebelum bertempur, susunan-susunan istimewa yang disebut cuping pengeluar membuat campuran pekat kedua zat kimia ini. Campuran ini disimpan di ruang terpisah yang disebut ruang penyimpanan. Ruang ini dihubungkan dengan ruang kedua yang disebut ruang peledakan. Kedua ruang ini dijaga agar terpisah satu sama lain dengan otot sfingter. Ketika serangga ini merasakan bahaya, ia memencet otot-otot yang mengelilingi ruang penyimpanan seraya mengendurkan otot sfingter, sedangkan zat kimia di ruang penyimpanan dipindahkan ke ruang peledakan. Sejumlah besar panas diluncurkan dan terjadilah penguapan. Uap dan gas oksigen luncuran ini menggunakan tekanan pada dinding-dinding ruang peledakan, dan zat kimianya disemprotkan ke arah musuh melalui suatu saluran yang mengarah keluar dari tubuh kumbang tersebut.17

Masih merupakan misteri besar bagi para peneliti, bagaimana serangga bisa melabuhkan sistem kokoh di dalam dirinya sendiri yang akan cukup untuk memicu reaksi kimia yang dengan mudah bisa membahayakannya seraya juga mengisolasi diri dari pengaruh sistem ini. Tak meragukan, keberadaan dan bekerjanya sistem ini terlalu rumit untuk disifatkan pada serangga sendiri. Masih merupakan bahan diskusi, bagaimana kumbang pengebom membuat sistem sedemikian itu bekerja dalam tubuh mungilnya yang berukuran sekitar 2 cm panjangnya, ketika manusia yang pakar hanya bisa menampilkannya di laboratorium.

Satu-satunya kebenaran yang muncul di sini adalah bahwa serangga ini merupakan contoh nyata yang menolak teori evolusi sepenuhnya, karena mustahil bagi sistem kimia rumit ini untuk dibentuk dengan serangkaian berbagai kebetulan dan berlalu hingga generasi mendatang. Bahkan, kerusakan atau 'cacat' kecil pun pada sepotong tunggal sistem itu membuat hewan tersebut tak berdaya, sehingga akan segera terbunuh atau akan menyebabkannya bunuh-diri. Karena itu, satu-satunya penjelasan adalah bahwa senjata kimia di tubuh serangga ini pasti muncul sekaligus beserta semua bagiannya dan tanpa cacat.


Sarang Rayap

Dengan setinggi beberapa sentimeter saja, rayap-rayap bisa mendirikan pencakar-langit yang bermeter-meter tingginya tanpa menggunakan alat apa pun. Sarang yang hebat ini melindungi dengan sempurna koloni rayap penghuninya dengan populasi lebih dari satu juta dari musuh-musuh mereka dan kondisi kehidupan yang tak mengenakkan di luar.

Semua orang mungkin terkejut bila menyaksikan sarang rayap yang didirikan di tanah. Sarang-sarang ini merupakan keajaiban arsitektur, yang tingginya mencapai 5 atau 6 meter.

Bila anda bandingkan ukuran rayap dan sarangnya, akan anda dapati bahwa rayap itu telah berhasil merampungkan proyek arsitekturnya yang berukuran 300 kali lebih besar daripada dirinya sendiri. Namun yang lebih aneh lagi ialah bahwa rayap-rayap itu buta.

Orang yang tak pernah melihat sarang besar yang dibangun oleh rayap buta mungkin mengira bahwa sarang itu terbuat dari gundukan pasir yang saling bertumpukan. Akan tetapi, sarang rayap membuktikan rancangan yang mengagumkan yang tak terbayangkan oleh benak manusia; di dalamnya terdapat saluran-saluran yang saling berhubungan, lorong-lorong, sistem ventilasi, langsiran produksi cendawan khusus, dan pintu keluar pengaman.

Jika anda mengumpulkan ribuan orang buta dan memberi mereka semua jenis peralatan teknik, anda tak akan pernah bisa membuat mereka menyusun sarang yang serupa dengan yang dibuat oleh sekumpulan rayap. Jadi, pikirkan saja:

Bagaimana bisa seekor rayap yang panjangnya 1-2 cm mempelajari informasi rekayasa dan arsitektur yang dibutuhkan untuk memuluskan rancangan tersebut?

Bagaimana bisa ribuan ekor rayap buta mengelola pekerjaan secara serasi untuk membangun bangunan ini yang merupakan keajaiban artistik?

Jika anda belah sarang rayap menjadi dua pada tahap awal pembangunannya, dan kemudian menyatukannya kembali, maka akan anda lihat bahwa semua gang, saluran, dan jalan saling bersesuaian. Bagaimana kejadian ajaib ini bisa dijelaskan?

Kesimpulan yang harus ditarik dari contoh ini adalah bahwa Allah telah menciptakan semua makhluk hidup secara unik dan tanpa contoh lebih dahulu. Bahkan satu sarang rayap pun cukup bagi manusia untuk memahami Allah dan yakin bahwa Dialah Yang menciptakan semuanya.


Burung Pelatuk

Sebagaimana kita ketahui bersama, burung-burung pelatuk membangun sarang-sarang mereka dengan mengebor lubang-lubang di batang pohon dengan paruh mereka. Ini mungkin terdengar biasa bagi kebanyakan orang. Namun hal yang lalai untuk diperhatikan adalah mengapa burung pelatuk tidak mengalami pendarahan ketika mereka memukul-mukul secara dahsyat dengan kepala mereka. Yang dilakukan oleh burung pelatuk ini serupa dengan orang yang memukul paku ke dinding dengan kepalanya. Jika orang mencoba melakukan perbuatan seperti ini, mungkin ia akan mengalami pusing yang diikuti dengan gegar otak. Akan tetapi, burung pelatuk bisa mematuk batang pohon yang keras 38-43 kali dalam waktu dua atau tiga detik saja tanpa menderita apa-apa.18

Tidak terjadi apa-apa karena struktur kepala burung pelatuk tercipta secara ideal untuk tugas semacam itu. Tengkorak burung pelatuk mempunyai sistem suspensi yang luar biasa yang menyerap daya pukulan. Muka dan beberapa urat tengkoraknya yang berdampingan dengan paruh dan rahangnya itu sangat kokoh sehingga turut mengurangi efek pukulan yang kuat selama pematukan.19

Rancangan dan perencanaan tidak berakhir di sini. Dengan terutama lebih menyukai kayu tusam, burung pelatuk mengecek umur pohon sebelum mengebor lubang padanya dan memilah yang umurnya lebih dari 100 tahun, karena kayu tusam yang umurnya lebih dari 100 tahun menderita suatu penyakit yang menyebabkan kulit kayu keras dan tebal untuk dilembutkan. Baru-baru ini sajalah hal ini ditemukan oleh sains dan mungkin anda membacanya di sini untuk pertama kalinya dalam kehidupan anda; burung pelatuk telah mengetahuinya selama berabad-abad.

Ini bukan satu-satunya alasan mengapa burung pelatuk lebih menyukai kayu tusam. Burung pelatuk menggali rongga di sekeliling sarang mereka yang fungsinya pada mulanya tidak terpahami. Kemudian rongga-rongga ini terpahami untuk melindungi mereka dari bahaya besar. Seiring dengan waktu, damar lengket yang lolos dari kayu tusam memenuhi rongga sehingga rintisan sarang burung pelatuk penuh dengan genangan yang dengan demikian ini, burung pelatuk bisa terlindung dari ular, musuh terbesar mereka.

Corak menarik lain burung pelatuk adalah mulut mereka yang cukup tipis untuk juga menyusup sarang semut di pohon. Mulut mereka juga lengket yang memungkinkan mereka untuk mengumpulkan semut di sana. Kesempurnaan penciptaan ini selanjutnya terungkap oleh fakta bahwa mulut mereka mempunyai susunan yang mencegah mereka dari bahaya asam di tubuh semut-semut.20

Burung pelatuk, yang setiap cirinya dibahas di berbagai paragraf di atas, dengan semua corak rincinya membuktikan bahwa mereka itu 'diciptakan'. Jika burung pelatuk berkembang secara kebetulan sebagaimana klaim teori evolusi, mereka akan mati sebelum memperoleh ciri konsisten yang luar biasa seperti itu dan mereka akan punah. Akan tetapi, karena mereka diciptakan oleh Allah dengan 'rancangan' istimewa yang disesuaikan dengan kehidupan mereka, mereka memulai kehidupan mereka dengan semua sifat-sifat pentingnya.


Kamuflase

Salah satu strategi pertahanan hewan adalah kamuflase. Beberapa hewan mempunyai perlindungan khusus yang berupa struktur tubuh dan pewarnaan yang semuanya sesuai dengan habitat mereka. Tubuh-tubuh makhluk hidup ini sangat serasi dengan lingkungan mereka yang bila anda lihat di gambar, tidak bisa anda katakan apakah itu tanaman ataukah hewan, atau membedakan mereka dari sekeliling mereka.













Sebagaimana yang akan kita lihat pada halaman-halaman berikut, keserupaan yang luar biasa pada seekor serangga dengan daun membantunya mengalihkan perhatian musuh-musuhnya. Jelas bahwa hewan mungil ini tidak membuat tubuhnya kelihatan seperti daun. Mungkin ia tidak sadar juga bahwa ia terlindung karena terlihat seperti daun. Namun demikian, kamuflase ini sedemikian tangkas sehingga segera mengena sebagai taktik pertahanan yang terencana secara khusus dan 'tercipta'.

MATA PALSU MEMBINGUNGKAN!

Bila kupu-kupu membuka sayap, kita dapati sepasang mata. Mata-mata ini meyakinkan musuh-musuhnya bahwa ia bukan kupu-kupu. Terutama, wajah palsu beberapa spesies kupu-kupu seperti kupu-kupu Shonling yang terlihat di atas sangat sempurna dengan sinar mata, corak wajah, alis mata mengerut, mulut dan hidung sehingga gambaran keseluruhannya cukup menggetarkan bagi banyak musuhnya.

Orang yang berkepala batu dengan menyangkal Allah mungkin berusaha menyokong pandangannya yang tak masuk-akal dengan penjelasan evolusionis yang berupa "teori kebetulan yang menarik". Ia mungkin juga menyatakan bahwa 'kupu-kupulah yang menghasilkan pola ini pada tubuhnya dengan memikirkan bahwa ini akan berguna baginya'.

Müren baligi Müren baligi

Jika seseorang membuat pernyataan sedemikian ini dan menaksir bahwa pola-pola yang mengungguli keindahan lukisan seniman ini muncul secara kebetulan, maka tidak ada yang tersisa pada bagian 'ulul albab'. Ini karena pernyataan itu tidak sesuai sama sekali dengan nalar dan akal sehat.


Mata Palsu

Ada beberapa metode pertahanan menarik yang tak terbayangkan dan luar biasa di dunia hewan. Salah satunya ialah mata palsu. Dengan mata palsu semacam ini, berbagai kupu-kupu, ulat, dan spesies ikan meyakinkan musuh mereka bahwa mereka 'berbahaya'.

Kupu-kupu di gambar kiri membuka sayap mereka segera sesudah merasakan suatu bahaya dan mempertontonkan sepasang mata di setiap sayap mereka yang tampaknya cukup mengancam musuh-musuh mereka.

Mari kita luangkan waktu dan berpikir: mungkinkah mata yang sangat meyakinkan tersebut merupakan hasil dari kebetulan? Bagaimana mungkin kupu-kupu tahu bahwa sepasang mata yang menakutkan akan tampak bila ia membuka sayapnya dan bahwa pandangan ini akan menggetarkan musuhnya? Pernahkah kupu-kupu melihat pola pada sayapnya dan memutuskan bahwa pola ini menakutkan dan bahwa ini bisa berfaedah pada kejadian bahaya?

Pola yang meyakinkan seperti itu hanya mungkin merupakan hasil dari rancangan yang disengaja, bukan dari kebetulan. Lagipula, sama sekali tidak mungkin bahwa kupu-kupu menyadari pola-pola pada sayapnya dan menemukannya sendiri sebagai taktik pembelaan. Jelas bahwa Allah, Yang menciptakan kupu-kupu, melimpahkan pada tubuhnya pola seperti itu dan memberi ilham naluri kepada hewan untuk dipakai pada keadaan bahaya.


Bunga Teratai

Bunga-bunga kecil biasanya dianggap biasa oleh orang-orang, meski sempurna sepenuhnya. Orang-orang tidak mencerap keajaiban penciptaan bunga-bunga ini karena terlihat ada di mana-mana setiap hari. Karena itu, bunga-bunga yang tumbuh di tempat yang sangat berbeda, dalam keadaan yang sangat lain, dan dalam ukuran yang sangat berbeda akan ditaksir tanpa 'kacamata biasa' dan dengan demikian membantu kita mencerap keberadaan Allah.

Teratai-teratai Amazon yang tumbuh di lumpur lengket yang menutupi dasar Sungai Amazon cukup menarik untuk mengganti 'kacamata biasa' orang-orang, karena mereka melangsungkan kehidupan mereka tidak dengan cara yang biasanya kita saksikan setiap hari, tetapi dengan perjuangan yang sangat lain.

Tanaman-tanaman ini mulai tumbuh di lumpur dasar Sungai Amazon, dan kemudian menjangkau permukaan sungai. Tujuannya adalah mencapai sinar matahari yang sangat penting untuk keberadaan mereka. Tatkala akhirnya mencapai permukaan air, mereka berhenti tumbuh dan mengembangkan pucuk bundar berduri. Pucuk-pucuk ini berkembang menjadi daun-daun raksasa dengan jangkauan 2 meter dalam beberapa jam. Dengan 'mengetahui' bahwa semakin banyak menutupi permukaan sungai dengan daun-daun yang berhamparan, semakin mampu mereka memanfaatkan sinar matahari, teratai-teratai ini banyak menggunakan siang hari untuk melakukan fotosintesis. Mereka 'tahu' bahwa kalau tidak, mereka tidak akan dapat bertahan hidup di dasar sungai karena langkanya cahaya. Tentu saja, menjalankan taktik 'cerdik' seperti ini jelas merupakan ilham bagi tanaman.

Teratai-teratai hanya bisa memanfaatkan siang hari setelah mereka membuat jalan dari kedalaman rawa ke permukaan air dengan memanjang setinggi 2 meter. Akan tetapi, akar-akar bunga ini juga membutuhkan oksigen. Di gambar kiri adalah tangkai-tangkai yang bermunculan dari akar-akar tanaman tersebut menuju permukaan air dan membawakan oksigen untuk akar-akar ini.

Nilüfer

Akan tetapi, sinar matahari saja tidak memadai bagi terata-teratai Amazon. Mereka juga membutuhkan oksigen. Sekalipun demikian, tentu saja oksigen ini tidak ada di tanah berlumpur tempat akar-akar mereka. Karena inilah teratai membentangkan tangkai yang berkembang dari akar ke atas menuju permukaan air yang mengambangkan daun-daun mereka. Kadang-kadang tangkai-tangkai ini tumbuh setinggi 11 meter; mereka berkaitan dengan daun-daun dan berfungsi sebagai pengangkut oksigen antara daun dan akar.21

Bagaimana pucuk itu bisa tahu pada tahap awal kehidupannya di kedalaman sungai bahwa ia membutuhkan oksigen dan sinar matahari untuk mempertahankan hidup, bahwa ia tidak akan bisa hidup tanpanya, dan bahwa segala sesuatu yang dibutuhkannya ini terdapat di permukaan air? Makhluk yang baru saja mengenal kehidupan ini tidak menyadari kenyataan bahwa air ini mempunyai permukaan atau pun keberadaan matahari dan oksigen.

Karena itu, jika seluruh kejadian ini ditaksir dari sudut pandang evolusionis, tumbuh-tumbuhan ini pasti sudah lama takluk oleh keadaan lingkungan dan menjadi punah. Akan tetapi, teratai masih ada saat ini dengan segala kesempurnaannya.

Perjuangan kehidupan teratai-teratai yang sulit dipercaya ini masih berlangsung setelah mereka mencapai sinar dan oksigen di permukaan air, yang di sini mereka menggulung daun-daun raksasa mereka ke atas supaya tidak tenggelam.

Mereka dapat melangsungkan kehidupan dengan semua pencegahan ini. Sekalipun demikian, mereka tahu bahwa ini tidak cukup untuk perkembangbiakan. Mereka membutuhkan makhluk hidup yang akan membawa serbuk-sari mereka ke teratai lain, dan makhluk hidup ini ialah kumbang yang tercipta dengan ketertarikannya pada warna putih. Hewan ini lebih suka teratai putih ini daripada bunga-bunga menarik lainnya di Sungai Amazon. Ketika teratai Amazon dikunjungi oleh hewan ini yang akan melestarikan spesies mereka, mereka menutup semua daun mereka, membelenggu mereka, dan menawari mereka serbuk-sari yang cukup banyak. Mereka membiarkan mereka bebas setelah menyekap mereka selama satu malam, dan kemudian mengubah warna mereka supaya mereka tidak membawa kembali serbuk-sari yang sama kepada mereka. Segera setelah putih murni, teratai meriah lalu menghiasi sungai Amazon dengan warna merah-muda.

Bisakah rencana-rencana yang diperhitungkan secara baik dan tanpa cacat seperti itu merupakan karya pucuk yang tidak menyadari segalanya? Tentu tidak. Mereka ialah hasil dari kebijaksanaan Allah, Yang mengciptakan segala sesuatu. Semua seluk-beluk yang diringkas di sini menunjukkan bahwa tanaman, seperti semua makhluk hidup di alam semesta ini, menjadi ada dengan telah diperlengkapi dengan sistem yang paling sesuai, dan bersyukurlah kepada Pencipta mereka.


KESIMPULAN

Bisakah angin membentuk pesawat terbang secara kebetulan? Fisikawan terkenal Sir Fred Hoyle membuat pengamatan yang sangat tajam mengenai asal-usul kehidupan. Dalam bukunya The Intelligent Universe ia menulis:

Peluang bahwa bentuk kehidupan yang lebih tinggi mungkin muncul dengan cara ini [secara kebetulan] sebanding dengan peluang bahwa angin puyuh yang melanda melalui tempat barang rongsokan bisa membentuk Boeing 747 dari bahan-bahan di situ.22

Pembandingan Hoyle ini cukup berilham. Contoh-contoh yang kita bahas tadi juga mengungkapkan bahwa keberadaan kehidupan dan juga kesempurnaan sistemnya tersebut memaksa kita untuk mencari kekuatan hebat yang menjadikan ini semua. Sebagaimana angin topan yang tidak bisa menghasilkan pesawat terbang sebagai hasil dari kebetulan, mustahil juga bagi alam semesta untuk menjadi ada sebagai hasil dari kejadian yang tak terencana dan lebih-lebih mengandung susunan yang sangat rumit di dalamnya. Yang benar, alam semesta diperlengkapi dengan banyak sekali sistem dengan kerumitan yang jauh lebih tak terbatas daripada sistem pesawat terbang.

Segala yang kami katakan di bab ini menantang kita dengan bukti perencanaan yang tak bercacat bukan hanya di sekeliling yang dekat dengan kita, melainkan juga di pedalaman. Orang yang menaksir ayat-ayat ini yang juga merupakan bukti yang tak terbantahkan baik oleh akal maupun nurani hanya bisa sampai pada satu kesimpulan: tidak ada tempat bagi kebetulan di alam semesta ini; alam semesta ini DICIPTAKAN dengan segala hal-hal kecil di dalamnya.

Dan Allah, Pencipta sistem yang sempurna ini, Dialah Yang mempunyai kekuatan dan pengetahuan yang tak terbatas.

Ada Dari Tiada

Pertanyaan tentang bagaimana alam semesta berasal, ke mana bergeraknya, dan bagaimana hukum-hukum mempertahankan keteraturan dan keseimbangan selalu menjadi topik yang menarik. Para ilmuwan dan pakar membahas subyek ini dengan tiada henti dan telah menghasilkan beberapa teori.

Teori yang berlaku sampai awal abad ke-20 ialah bahwa alam semesta mempunyai ukuran yang tidak terbatas, ada tanpa awal, dan bahwa terus ada untuk selama-lamanya. Menurut pandangan ini, yang disebut 'model alam semesta statis', alam semesta tidak mempunyai awal ataupun akhir.

Dengan mengacu filsafat materialis, pandangan ini menolak adanya Pencipta seraya masih berpendapat bahwa alam semesta merupakan sekumpulan zat yang konstan, stabil, dan tidak berubah.

Materialisme ialah sistem pemikiran yang menganggap bahwa zat itu merupakan suatu makhluk yang mutlak dan menolak segala keberadaan kecuali keberadaan zat. Dengan berakar pada filsafat Yunani Kuno dan semakin diterimanya materialisme ini di abad ke-19, sistem pemikiran ini menjadi terkenal dalam bentuk materialisme dialektis Karl Marx.

Seperti yang telah kita nyatakan tadi, model alam semesta abad ke-19 menyiapkan landasan bagi filsafat materialis. George Politzer, dalam bukunya yang berjudul Principes Fondamentaux de Philosophie, menyatakan berdasarkan model alam semesta statis bahwa "alam semesta bukan merupakan obyek yang diciptakan", dan katanya lagi:

Kalau begitu, alam semesta pasti diciptakan sekaligus oleh Tuhan dan dijadikan dari ketiadaan. Untuk menghasilkan ciptaan, maka di tempat pertama, Penciptanya harus menghasilkan keberadaan tersebut pada waktu alam semesta tidak ada, dan bahwa segala sesuatu muncul dari ketiadaan. Inilah yang tidak dapat dijelaskan oleh ilmu pengetahuan.1

Ketika Politzer menyatakan bahwa alam semesta tidak terbuat dari sesuatu yang tidak ada, ia berpijak pada model alam semesta statis abad 19 tersebut, dan mengira bahwa ia berpandangan ilmiah. Namun begitu, berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi memutarbalikkan konsep-konsep lama seperti model alam semesta statis yang menjadi dasar bagi ilmuwan yang menganut materialisme. Kini, di awal abad ke-21, dengan eksperimen, observasi dan perhitungan, fisika modern telah membuktikan bahwa alam semesta memiliki suatu awal dan diciptakan dari ketiadaan melalui ledakan dahsyat.

Bahwa alam semesta memiliki suatu awal berarti kosmos bukan dihasilkan dari sesuatu yang tidak ada, melainkan diciptakan. Jika ciptaan itu ada (yang sebelumnya tidak ada), maka tentu saja ada Pencipta alam semesta. Ada dari tiada ialah sesuatu yang tidak dapat dipahami oleh benak manusia. (Manusia tidak dapat memahaminya karena tidak berkesempatan untuk mengalaminya). Karena itu, ada dari tiada itu sama sekali bukan pengumpulan obyek-obyek untuk membentuk obyek baru sekaligus (seperti karya seni atau penemuan teknologi). Alam semesta sendiri merupakan ayat Allah yang menciptakan segalanya sekali-jadi dan dalam satu peristiwa saja dengan sempurna, karena benda-benda yang diciptakan itu sebelumnya tidak bercontoh dan bahkan tidak ada waktu dan ruang untuk menciptakannya.

Munculnya alam semesta dari tiada menjadi ada tersebut merupakan bukti terbesar diciptakannya alam semesta. Mempelajari fakta ini akan mengubah banyak hal. Ini membantu manusia memahami arti kehidupan dan memperbaiki sikap dan tujuannya. Karena itu, banyak kalangan ilmuwan berupaya mengabaikan fakta penciptaan yang tidak dapat mereka pahami sepenuhnya, meskipun buktinya jelas bagi mereka. Kenyataan bahwa semua bukti ilmiah mengarah pada keberadaan Pencipta telah memaksa mereka untuk mencari alternatif-alternatif yang bagi alam pikiran orang awam membingungkan. Meskipun demikian, bukti ilmu pengetahuan sendiri jelas-jelas mengakhiri perjalanan teori-teori ini.

Kini, mari kita pelajari sekilas proses perkembangan ilmiah terjadinya alam semesta.


MELUASNYA ALAM SEMESTA


Edwin Hubble, di dekat teleskop raksasanya.

Di tahun 1929, di Observatorium California Mount Wilson, Astronom berkebangsaan Amerika Edwin Hubble menghadirkan salah satu penemuan terbesar dalam sejarah astronomi. Ketika mengamati bintang-bintang dengan teleskop raksasa, ia dapati bahwa cahaya dari bintang-bintang itu berubah ujung spektrumnya menjadi merah dan bahwa perubahan ini lebih memperjelas bahwa itu bintang-bintang yang menjauh dari bumi. Penemuan ini berpengaruh bagi dunia ilmu pengetahuan, karena menurut aturan ilmu fisika yang sudah diakui, spektrum cahaya berkedip-kedip yang bergerak mendekati tempat observasi tersebut cenderung mendekati warna lembayung, sedangkan spektrum cahaya berkerlap-kerlip yang menjauh dari tempat observasi itu cenderung mendekati warna merah. Artinya, bintang-bintang itu menjauh dari kita secara tetap.

Lama sebelumnya, Hubble menemukan penemuan lain yang sangat penting: Bintang dan galaksi bergerak menjauh bukan hanya dari kita, tetapi juga saling menjauh. Satu-satunya kesimpulan yang dapat ditarik dari suatu alam semesta di mana semua bintang dan galaksi menjauh dari bintang dan galaksi lain adalah bahwa alam semesta 'bertambah luas' secara tetap.

Untuk lebih memahaminya, alam semesta dapat dianggap sebagai permukaan balon yang meledak. Karena bagian-bagian di permukaan balon ini saling memisah sebagai akibat dari pemompaan atau penggelembungan, hal ini berlaku juga untuk obyek-obyek di ruang angkasa yang saling memisah sebagai akibat dari terus bertambah luasnya alam semesta.

Sebenarnya, teori ini telah ditemukan jauh sebelumnya. Albert Einstein, yang dianggap merupakan ilmuwan terbesar abad 20, telah menyimpulkan dalam teori fisikanya setelah melalui perhitungan yang cermat bahwa alam semesta itu dinamis dan tidak statis. Namun bagaimanapun, ia telah meletakkan penemuannya bukan untuk bertentangan dengan teori model alam semesta statis yang sudah diakui luas di zamannya. Einsten kemudian mengidentifikasi tindakannya itu sebagai kesalahan terbesar sepanjang karir keilmuwanannya. Sesudah itu, menjadi jelas melalui pengamatan Hubbles bahwa alam semesta bertambah luas.



Di sini ditunjukkan perbedaan berbagai galaksi yang letaknya jauh yang cenderung mendekati warna merah. Garis vertikal di bagian atas menunjukkan bagian tertentu spektrum. Di spektrum-spektrum lain, titik ini cenderung mengarah ke kanan sejauh arah anak panah horisontal. Kecenderungan mendekati merah ini, yang menunjukkan jauhnya, semakin nyata bila galaksi bergerak semakin jauh dari bumi.

Jadi, apa yang penting dari fakta bahwa alam semesta bertambah luas terhadap proses terjadinya alam semesta?

Alam semesta yang bertambah luas itu menunjukkan bahwa jika alam semesta dapat bergerak mundur dalam hal waktu, maka alam semesta terbukti berasal dari 'titik tunggal'. Perhitungan menunjukkan bahwa titik tunggal ini yang mengandung pengertian semua zat atau materi yang ada di alam semesta mempunyai 'volume nol' dan 'kerapatan yang tak terbatas'. Alam semesta terjadi karena adanya ledakan dari titik tunggal yang bervolume nol ini. Ledakan yang luar biasa dahsyatnya yang disebut Ledakan Dahsyat ini menandai awal dimulainya alam semesta.

'Volume nol' merupakan satuan teoretis yang digunakan untuk tujuan pemaparan. Ilmu pengetahuan dapat menetapkan konsep 'ketidakadaan', yang berada di luar jangkauan batas-batas pemahaman manusia, dengan hanya mengungkapkannya sebagai 'suatu titik yang bervolume nol'. Alam semesta muncul dari 'ketidakadaan'. Dengan kata lain, alam semesta itu diciptakan.

Teori Ledakan Dahsyat itu menunjukkan bahwa pada awalnya, semua obyek di alam semesta merupakan satu bagian dan kemudian terpisah-pisah. Kenyataan ini, yang ditunjukkan dengan teori Ledakan Dahsyat, dinyatakan dalam Al-Qur'an 14 abad lalu, ketika manusia masih memiliki pengetahuan yang amat terbatas tentang alam semesta:

Tidakkah orang-orang kafir mengerti bahwa langit dan bumi semula berpadu (sebagai satu kesatuan dalam penciptaan), lalu keduanya Kami pisahkan? Dari air Kami jadikan segalanya hidup. Tidakkah mereka mau beriman juga? (Surat al-Anbiyaa', 30)

Seperti yang dinyatakan dalam ayat tersebut, apa saja, bahkan di 'langit dan bumi' yang belum tercipta sekalipun, diciptakan dengan suatu Ledakan Dahsyat dari suatu titik tunggal, dan membentuk alam semesta yang sekarang ini dengan saling terpisah.

Jika kita bandingkan pernyataan ayat itu dengan teori Ledakan Dahsyat, maka kita mengetahui bahwa ayat itu sepenuhnya cocok dengan teori tersebut. Namun, baru pada abad ke-20, Ledakan Dahsyat dikemukakansebagai teori ilmiah.

Meluasnya alam semesta itu merupakan salah satu bukti terpenting bahwa alam semesta diciptakan dari ketidakadaan. Meskipun kenyatan ini tidak ditemukan oleh ilmu pengetahuan sampai abad ke-20, Allah telah menjelaskan kepada kita kenyataan ini dalam Al-Qur'an, 1.400 tahun silam:

Dengan kekuasaan Kami membangun cakrawala, dan Kami yang menciptakan angkasa luas. (Surat adz-Dzaariyaat, 47)


MENCARI ALTERNATIF PENGGANTI TEORI LEDAKAN DAHSYAT

Seperti yang jelas terlihat, teori Ledakan Dahsyat membuktikan bahwa alam semesta 'diciptakan dari ketiadaan', dengan kata lain, diciptakan oleh Allah. Karena alasan inilah, para astronom penganut materialisme tetap bersikukuh mempertahankan teori Ledakan Dahsyat dan teori keadaan-tetap. Hal ini ditunjukkan oleh A. S. Eddington, seorang pakar fisika terkemuka penganut materialisme: "Secara filosofis, saya tidak menyukai gagasan tentang permulaan yang spontan untuk tataalam yang sekarang ini."2

Salah seorang yang terusik dengan teori Ledakan Dahsyat itu ialah Sir Fred Hoyle. Pada pertengahan abad ke-20, Hoyle mengemukakan suatu teori yang disebut keadaan-tetap yang mirip dengan pendekatan tentang alam semesta yang bersifat tetap pada abad ke-19. Teori keadaan-tetap berpendapat bahwa ukuran alam semesta tidak terbatas dan waktunya kekal. Dengan satu-satunya tujuan yang mengakui filsafat materialisme, teori ini sepenuhnya berbeda dengan teori Ledakan Dahsyat, yang berasumsi bahwa alam emesta mempunyai permulaan.

Para pembela teori keadaan-tetap itu menentang teori Ledakan Dahsyat dalam waktu yang lama. Namun demikian, teori-teori itu berlawanan dengan ilmu pengetahuan.

Sebaliknya, sebagian ilmuwan sedang mencari jalan untuk mengembangkan alternatif-alternatif.

Di tahun 1948, George Gamov muncul dengan gagasan lain tentang teori Ledakan Dahsyat itu. Ia menyatakan bahwa setelah terbentuknya alam semesta melalui peledakan dahsyat, ada radiasi yang melimpah di alam semesta yang tertinggal karena peledakan ini. Lagipula, radiasi ini tersebar merata di alam semesta.

Bukti yang 'mestinya telah ada ini' akan segera ditemukan.


SATU BUKTI LAGI: RADIASI LATAR KOSMOS

Di tahun 1965, dua peneliti, Arno Penzias dan Robert Wilson, secara kebetulan menemukan gelombang-gelombang ini. Radiasi ini, yang disebut 'radiasi kosmos', tampaknya tidak dipancarkan dari sumber tertentu, tetapi merembesi seluruh ruang angkasa. Jadi, panas gelombang yang diradiasikan secara merata dari sekeliling ruang angkasa itu tertinggal sisanya dari tahap awal Ledakan Dahsyat. Penzias dan Wilson mendapat penghargaan Nobel atas penemuan ini.

Di tahun 1989, NASA mengirim Satelit Cosmic Background Explorer (COBE) ke ruang angkasa untuk meneliti radiasi latar kosmos. Hanya membutuhkan delapan menit, scanner-scanner salelit ini menguatkan pengukuran dari Penzias dan Wilson. COBE telah menemukan sisa dari Ledakan Dahsyat yang terjadi pada awal-mula alam semesta.

Karena dianggap sebagai penemuan astronomi terbesar sepanjang masa, kesimpulan ini secara eksplisit membuktikan teori Ledakan Dahsyat. Dari ruang angkasa dikirim temuan dari satelit COBE 2 setelah satelit COBE menjelaskan perhitungannya dengan cermat berdasarkan teori Ledakan Dahsyat itu.

Sebuah bukti lain yang penting untuk Ledakan Dahsyat itu ialah jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa. Dalam hitungan terakhir, konsentrasi hidrogen-helium di alam semesta sesuai dengan perhitungan konsentrasi hidrogen-helium yang merupakan sisa dari Ledakan Dahsyat itu. Jika alam semesta tidak mempunyai permulaan dan jika alam semesta ada karena keabadian ada, maka unsur hidrogennya sepenuhnya telah digunakan dan diubah ke helium.

Semua bukti ini menyebabkan teori Ledakan Dahsyat diterima oleh para ilmuwan. Model ledakan dahsyat itu merupakan bagian terakhir yang dicapai oleh ilmu pengetahuan berkenaan dengan terbentuknya dan dimulainya alam semesta.

Dengan mempertahankan teori keadaan-tetap yang juga sejalan dengan gagasan Fred Hoyle selama bertahun-tahun, Dennis Sciama menguraikan pandangan akhir yang mereka capai setelah terungkapnya semua bukti tentang teori Ledakan Dahsyat. Sciama menyatakan bahwa ia turut mengambil bagian dalam perdebatan sengit antara yang mempertahankan teori keadaan-tetap dan yang menolaknya. Ia mencetuskan bahwa ia membela teori keadaan-tetap, bukan karena menganggapnya sahih, melainkan karena menghendakinya sahih. Fred Hoyle bergeming terhadap semua keberatan ketika bukti-bukti terhadap teori ini mulai terbuka. Sciama sendiri mula-mula sejalan dengan Hoyle tetapi kemudian, karena bukti-bukti mulai semakin tampak dan menumpuk, ia menerima bahwa permainan telah berakhir dan bahwa teori keadaan-tetap harus ditolak.3

Prof. George Abel dari Universitas California menyatakan juga bahwa bukti mutaakhir yang tersedia menunjukkan bahwa alam semesta dimulai milyaran tahun silam dengan Ledakan Dahsyat. Ia mengakui tidak ada pilihan lain kecuali menerima teori Ledakan Dahsyat itu.

Dengan diterimanya teori Ledakan Dahsyat, konsep 'zat kekal' yang merupakan dasar filosofi materialisme terlempar jauh ke dalam tumpukan sampah sejarah. Lantas, apa yang terjadi sebelum Ledakan Dahsyat dan kekuatan apa yang menyebabkan alam semesta 'ada' dengan melalui adanya ledakan dahsyat itu ketika alam semesta 'tidak ada'? Pertanyaan ini tentunya menyiratkan, menurut kata-kata Arthur Eddington, fakta yang 'secara filosofis kurang menyenangkan', yaitu adanya Sang Pencipta. Filosof ateis masyhur Antony Flew berkomentar perihal ini:

Pengakuan itu baik bagi rohani. Karena itu, saya akan mengawalinya dengan mengakui bahwa kaum ateis itu harus malu dengan konsensus mengenai kosmologi saat ini. Untuk itu, para kosmolog perlu memberi bukti ilmiah tentang apa yang St. Thomas nyatakan tidak terbukti menurut filsafat, yaitu bahwa alam semesta memiliki suatu awal. Jadi, selama alam semesta dianggap ada bukan hanya tanpa akhir melainkan juga tanpa permulaan, akan mudah dikemukakan opini bahwa keberadaan tampilannya, dan apa pun yang pada temuannya menjadi ciri atau sifat yang paling mendasar, sepatutnya diterima sebagai penjelasan akhir. Meskipun saya yakin bahwa teori keadaan-tetap masih benar, mempertahankannya dalam menghadapi teori Ledakan Dahsyat tentunya tidak mudah dan tidak menyamankan.4

Sebagian ilmuwan yang tidak mengkondisikan mereka sendiri untuk menjadi ateis telah mengakui adanya peranan Pencipta Yang Maha Kuasa dalam menciptakan alam semesta. Sang Pencipta ini pasti merupakan sesuatu Yang telah menciptakan baik zat (materi) maupun waktu, tetapi Yang tidak terpengaruh oleh keduanya. Astrofisikawan terkenal Hugh Ross mengakui hal ini dengan menuturkan:

Jika permulaan waktu bersamaan dengan awal keberadaan alam semesta, seperti teorema-angkasa jelaskan, maka penyebab alam semesta harus merupakan kesatuan yang berfungsi dalam suatu dimensi waktu yang sepenuhnya terpisah dan sudah ada sebelumnya terhadap dimensi waktu kosmos. Kesimpulan ini sangat penting untuk pemahaman kita tentang Siapa Tuhan dan Siapa atau Apa yang bukan Tuhan. Tuhan bukan alam semesta sendiri, dan tidak terkandung dalam alam semesta.5

Zat dan waktu diciptakan oleh Tuhan Yang Mahakuasa yang tidak bergantung pada semua pernyataan ini. Sang Pencipta ini ialah Allah, Yang merupakan Pemilik atau Penguasa langit dan bumi.


SANGAT SEIMBANG DI ANGKASA

Sebenarnya, teori ledakan dahsyat lebih menyulitkan penganut materialisme daripada si filosof ateis, Antony Flew. Ini karena ledakan dahsyat itu bukan hanya membuktikan bahwa alam semesta diciptakan dari sesuatu yang tidak ada, tetapi juga bahwa alam semesta diadakan dengan cara yang sangat terencana, sistematis dan terkontrol.

Ledakan Dahsyat terjadi dengan ledakan dari titik yang berisikan semua zat dan energi dari alam semesta dan tersebar di ruang angkasa ke segala arah dengan kecepatan yang luar biasa. Lepas dari zat dan energi ini, terjadi keseimbangan luar biasa yang berisikan galaksi, bintang, matahari, bumi dan semua benda langit lainnya. Selanjutnya, terbentuklah hukum yang disebut 'hukum fisika', yang sama di seluruh penjuru alam semesta dan tidak berubah. Semua ini menunjukkkan bahwa tata aturan yang sempurna muncul setelah terjadinya Ledakan Dahsyat.

Akan tetapi, ledakan ini tidak menghasilkan tatanan. Semua ledakan yang bisa diamati ini cenderung berbahaya, menceraiberaikan dan merusak apa yang sudah ada. Contohnya, ledakan atom dan hidrogen, ledakan dinamit, ledakan gunung berapi, ledakan gas alam, ledakan matahari: semua ledakan ini memiliki pengaruh yang merusak.

Jika kita mengetahui tatanan yang terperinci setelah terjadinya suatu ledakan--contohnya, jika ledakan di bawah tanah memunculkan karya seni yang sempurna, istana yang megah, atau rumah yang mengesankan--maka kita bisa berkesimpulan bahwa ada campur tangan 'supranatural' di belakang ledakan ini dan bahwa semua bagian-bagian yang tersebar karena ledakan itu bergerak dengan cara yang sangat tidak terkontrol.

Kutipan dari Sir Fred Hoyle, yang mengakui kesalahannya itu setelah bertahun-tahun menentang teori Ledakan Dahsyat, mengungkapkan situasi ini dengan sangat baik:

Teori ledakan dahsyat berpendapat bahwa alam semesta dimulai dengan suatu ledakan tunggal. Tetapi seperti yang dapat dilihat di bawah ini, suatu ledakan hanya memisahkan zat, sedangkan ledakan dahsyat secara misterius menghasilkan pengaruh yang bertolak belakang--dengan zat yang menumpuk atau menyatu bersama-sama dalam bentuk galaksi-galaksi.6

Seraya menyatakan bahwa penunaian keteraturan Ledakan Dahsyat itu tidak bersesuaian, ia secara yakin menafsirkan ledakan dahsyat dengan bias materialistik dan menganggap bahwa ini merupakan 'ledakan yang tak terkontrol'. Ia pada kenyataanya merupakan orang yang bersifat kontradiktif-sendiri dengan begitu saja membuat pernyataan sedemikian itu untuk menolak keberadaan Sang Pencipta. Alasan kita, jika tata aturan yang luar biasa itu muncul dengan suatu ledakan, maka konsep "ledakan yang tak terkendali" sebaiknya dikesampingkan, dan harus diterima bahwa ledakan tersebut dikendalikan secara luar biasa.

Segi lain dari tatanan luar biasa yang terbentuk pada alam semesta yang melalui Ledakan Dahsyat ini ialah penciptaan 'alam yang dapat dihuni'. Syarat pembentukan planet yang dapat dihuni ini begitu banyak dan begitu rumit sehingga hampir tak mungkin terbayang bahwa pembentukan planet ini secara kebetulan.

Paul Davies, profesor masyhur fisika teoretis, menghitung seberapa 'baik penyetelan' langkah peluasan setelah terjadi Ledakan Dahsyat, dan ia mendapatkan kesimpulan yang menakjubkan. Menurut Davies, jika tingkat peluasan setelah terjadinya Ledakan Dahsyat itu berbeda walau hanya dengan rasio 1 : 1.000.000.000², maka tidak akan terbentuk bintang yang dapat dihuni:

Pengukuran secara cermat menghasilkan angka peluasan yang sangat mendekati nilai kritis di mana alam semesta akan melepaskan gravitasinya sendiri dan bertambah luas selama-lamanya. Bila diperpelan sedikit, kosmos ini akan jatuh; bila dipercepat sedikit, bahan-bahan kosmos tersebut akan sepenuhnya terpencar. Lantas yang menarik adalah pertanyaan seberapa rumitkah tingkat pertambahan luas 'disetel dengan baik' supaya tiba pada garis pembagi yang tipis di antara dua bencana alam itu. Jika pada waktu I S (pada waktu terbentuk pola pertambahan luas) tingkat ekspansinya berselisih dari nilai sebenarnya sampai lebih dari 10-18 kali, maka ini sudah memadai untuk membatalkan keseimbangan yang rumit itu. Jadi, daya ledak alam semesta ini bersesuaian dengan akurasi gaya gravitasinya yang luar biasa. Ledakan dahsyat ini ternyata bukan ledakan kolot, tetapi ledakan yang besarnya tertata dengan tajam dan sangat indah.7

Hukum fisika yang muncul bersamaan dengan teori Ledakan Dahsyat itu tidak berubah selama jangka waktu 15 milyar tahun. Selanjutnya, hukum-hukum ini berlandaskan pada perhitungan yang begitu seksama sehingga selisih satu milimeter pun dari nilai yang berlaku dapat menyebabkan penghancuran struktur dan konfigurasi alam semesta.

Fisikawan terkenal Prof. Stephen Hawking menyatakan dalam bukunya, A Brief History of Time, bahwa alam semesta tersusun berdasarkan pada perhitungan dan keseimbangan yang tersetel dengan lebih baik daripada yang dapat kita rasakan. Hawking menyatakan dengan mengacu angka ekspansi alam semesta:

Mengapa alam semesta mulai terbentuk dengan tingkat ekspansi yang begitu mendekati kritis yang memisahkan model-model yang berurai berkeping-keping sehingga terus meluas selamanya, sampai-sampai sekarang pun, sepuluh ribu juta tahun berikutnya, masih terus bertambah luas mendekati tingkat kritis? Jika tingkat ekspansi satu detik setelah ledakan dahsyat lebih kecil bahkan mendekati satu per seratus ribu juta, maka alam semesta akan berkeping-keping sebelum mencapai ukurannya yang sekarang ini.8

Paul Davies juga memaparkan konsekuensi yang tidak bisa dihindari yang berasal dari keseimbangan dan perhitungan yang sangat cermat dan tepat itu:

Kesan bahwa struktur terkini alam semesta, yang tampaknya begitu sensitif terhadap sedikit perubahan jumlah, telah direncanakan secara cermat itu sulit untuk ditentang. ... Sederetan nilai numerik yang alam tunjukkan melalui konstanta dasarnya masih menjadi bukti yang paling pasti untuk unsur disain kosmik.9

Sehubungan dengan fakta itu pula, seorang Profesor Astronomi dari Amerika, George Greenstein, menulis dalam bukunya, The Symbiotic Universe:

Tatkala kami meneliti semua bukti tersebut, muncul pikiran bahwa sebentuk perantara supranatural pasti terlibat.10


PENCIPTAAN ZAT

Atom, bagian pembangun zat, menjadi ada setelah terjadinya Ledakan Dahsyat. Atom-atom ini kemudian mengumpul bersama-sama membentuk alam semesta dengan bintang, bumi, dan matahari. Kemudian, atom-atom tersebut membentuk kehidupan di bumi. Dengan berkumpulnya atom-atom, segala yang anda lihat di sekitar anda: tubuh anda, kursi yang anda duduki, buku yang ada di tangan anda, langit yang terlihat melalui jendela, tanah, beton, buah-buahan, tanaman, semua makhluk hidup dan segala yang bisa anda bayangkan itu memasuki kehidupan.

Lantas, terbuat dari apakah atom itu, bagian pembangun segala sesuatu, dan jenis struktur apa yang atom miliki?

Bila kita periksa struktur atom, kita lihat bahwa semua bagiannya mempunyai tata aturan dan disain yang menonjol. Setiap atom mempunyai nukleus yang mengandung protron dan neutron yang jumlahnya tertentu. Di samping itu, ada elektron-elektron yang bergerak mengelilingi nukleus dalam suatu orbit yang tetap dengan kecepatan 1.000 km per detik.11 Jumlah elektron suatu atom sama dengan jumlah protonnya, karena proton yang bermuatan positif dan elektron yang bermuatan negatif selalu seimbang satu sama lain. Jika salah satu dari jumlah ini berbeda, maka tidak ada atom karena keseimbangan elektromagnetiknya terganggu. Nukleus atau inti atom, protron dan neutron yang ada di dalamnya, dan elektron di sekitarnya selalu bergerak. Elektron-elektron ini berputar mengelilingi inti atom mereka sendiri dan dengan kecepatan tertentu tanpa saling menyimpang. Kecepatannya selalu seimbang dengan yang lainnya dan selalu menjaga kelangsungan hidup atomnya. Tidak pernah terjadi salah-atur, perbedaan, atau pun perubahan.

Sangatlah gamblang bahwa kesatuan yang sangat teratur dan tertentu itu ada setelah peledakan dahsyat yang berlangsung pada yang non-ada. Jika Ledakan Dahsyat itu merupakan ledakan yang kebetulan dan tidak terkontrol, maka mestinya diikuti dengan kejadian acak dan tersebarnya segala yang terbentuk itu dalam suatu kekacaubalauan yang luar biasa dahsyatnya.

Sebenarnya, tatanan yang tak bercacat telah berlaku di setiap tahap sejak awal keberadaannya. Contohnya, alam semesta terbentuk di tempat dan waktu yang berbeda, namun begitu terorganisir sehingga alam semesta seakan-akan dihasilkan dari satu-satunya pabrik dengan kesadaran masing-masing. Mula-mula, elektron mendapati sendiri suatu nukleus dan mulai mengelilinginya. Kemudian, atom-atom menyatu untuk membentuk zat, dan semuanya menghasilkan obyek-obyek yang bermakna, bertujuan, dan masuk-akal. Sesuatu yang tidak wajar, mendua, tidak normal, tidak bermanfaat, dan tidak bertujuan tidak pernah terjadi. Segala sesuatu, dari unit terkecil sampai unsur terbesar, terorganisir dan mempunyai tujuan yang beragam

Semuanya ini merupakan bukti kuat adanya Pencipta, Yang Mahakuasa, dan menunjukkan kenyataan bahwa segala sesuatu itu menjadi ada sesuai dengan kemauan-Nya kapan saja Ia kehendaki. Dalam Al-Qur'an, Allah menunjukkan penciptaan-Nya sehingga:

Dialah Yang menciptakan langit dan bumi dengan sebenarnya; tatkala Ia berfirman, "Jadilah!" maka ia pun jadi. Firman-Nya adalah kebenaran. (Surat al-An'aam, 73)


SETELAH LEDAKAN DAHSYAT

Ketika Roger Penrose, seorang fisikawan yang mendalami penelitian tentang asal-usul alam semesta, membuktikan bahwa adanya alam semesta bukan kebetulan belaka, ini menunjukkan bahwa pasti ada tujuannya. Bagi sebagian orang, 'alam semesta itu sudah lama di sana' dan akan tetap di sana. Kita hanya mendapati diri berada tepat di tengah-tengah benda semesta ini. Pandangan ini mungkin tidak dapat membantu kita dalam memahami alam semesta. Menurut pandangan Penrose, ada banyak masalah yang mendalam tentang alam semesta yang di luar jangkauan indera kita saat ini. 12

Tatanan di dalam struktur atom itu mengatur segenap alam. Dengan atom dan partikelnya yang bergerak dengan aturan tertentu, gunung-gunung tidak tercerai-berai, tanah tidak terurai, langit tidak terbelah dan, singkatnya, zat disatukan bersama-sama dan konstan.

Atom

Pandangan Roger Penrose ini sesungguhnya merupakan bahan pemikiran yang baik. Seperti yang kata-kata ini tunjukkan, banyak orang salah mengira bahwa adanya alam semesta dengan segala keharmonisannya yang sempurna itu ada bukan demi apa-apa dan bahwa mereka hidup di alam semesta ini demi peran yang lagi-lagi tidak bermakna.

Akan tetapi, tidaklah lumrah sama sekali bahwa suatu tatanan yang sempurna dan menakjubkan itu terjadi setelah adanya Ledakan Dahsyat, yang bagi kalangan ilmiah berarti pembentukan alam semesta.

Singkatnya, bila kita periksa sistem hebat ini di alam semesta, kita lihat bahwa adanya alam semesta dan cara kerjanya itu bersandar pada keseimbangan yang sangat cermat dan keteraturan yang, karena terlalu rumit, tidak bisa dijelaskan dengan penyebab-penyebab yang kebetulan. Sebagai bukti, alam semesta sama sekali tidak mungkin terbentuk sendiri atau secara kebetulan setelah terjadinya suatu ledakan dahsyat. Terbentuknya tata aturan sedemikian itu yang mengikuti suatu ledakan seperti Ledakan dahsyat hanya dimungkinkan sebagai hasil dari penciptaan yang supernatural.

Rencana dan tata aturan yang tiada banding itu tentunya membuktikan keberadaan sang Pencipta dengan pengetahuan, kebijakan dan kekuatan yang tidak terbatas, Yang telah menciptakan zat dari sesuatu yang tidak ada dan Yang mengendalikan dan mengaturnya secara berkesinambungan. Sang Pencipta ini ialah Allah, Penguasa langit, bumi dan seisinya. Semua fakta ini juga menunjukkan kita bagaimana filosofi materialisme, yang hanya merupakan suatu dogma abad ke-19, diganti dengan ilmu pengetahuan abad ke-20.

Dengan menguak rencana, disain, dan tata aturan hebat yang lazim ditemui di alam semesta itu, ilmu pengetahuan modern telah membuktikan keberadaan Sang Pencipta Yang telah menciptakan dan mengatur semua makhluk: yaitu, Allah.

Dengan berpijak pada jumlah manusia yang luar biasa banyaknya selama berabad-abad dan bahkan telah mengaburkan sendiri dengan topeng ilmu pengetahuan, materialisme membuat kesalahan besar dan menolak keberadaan Allah, Yang menciptakan dan mengatur zat dari sesuatu yang tidak ada.

Pada suatu hari, materialisme akan dikenang dalam sejarah sebagai keyakinan primitif dan takhyul yang bertentangan dengan akal dan juga ilmu pengetahuan.


Pertanyaan:

Apakah Allah ada? Apakah ada bukti mengenai keberadaan Allah?




Jawaban: Apakah Allah ada? Saya merasa tertarik melihat begitu banyak perhatian yang diberikan kepada perdebatan ini. Survei terbaru mengatakan 90% masyarakat dunia percaya akan keberadaan Allah atau kuasa lain semacamnya. Namun demikian, tanggung jawab untuk membuktikan keberadaan Tuhan dilemparkan pada orang-orang yang percaya bahwa Tuhan ada. Menurut saya seharusnya terbalik.

Namun demikian, keberadaan Allah tidak dapat dibuktikan atau disangkal. Alkitab bahkan mengatakan bahwa kita harus menerima keberadaan Allah dengan iman. “Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia” (Ibrani 11:6). Jikalau Allah menghendaki, Dia bisa muncul begitu saja dan membuktikan pada seluruh dunia bahwa Dia ada. Namun jikalau Dia melakukan hal itu, tidak diperlukan iman. “Kata Yesus kepadanya: `Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya’" (Yohanes 20:29).

Tidak berarti bahwa tidak ada bukti keberadaan Allah. Alkitab menyatakan “Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya; hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam. Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar; tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi (Mazmur 19:1-4). Saat memandang bintang-bintang, kala memahami luasnya alam semesta, ketika mengamati keajaiban alam dan menikmati keindahan matahari terbenam – semua ini menunjuk pada Allah sang Pencipta. Jikalau semua ini masih tidak cukup, di dalam hati kita masih ada bukti keberadaan Allah. Pengkhotbah 3:11 memberitahu kita, “bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Jauh di dalam diri kita ada suatu pengenalan bahwa ada sesuatu yang melampaui hidup dan dunia ini. Kita dapat secara intelektual menolak pengenalan ini, namun kehadiran Allah di dalam diri kita dan melalui diri kita akan terus ada. Sekalipun demikian, Alkitab memperingatkan kita bahwa beberapa orang akan terus menyangkal keberadaan Allah, “Orang bebal berkata dalam hatinya: `Tidak ada Allah’." (Mazmur 14:1). Karena lebih 98% orang-orang sepanjang sejarah, dalam semua kebudayaan dan peradaban, di semua benua, percaya akan adanya semacam Allah, pastilah ada sesuatu (atau seseorang) yang menyebabkan kepercayaan semacam ini.

Selain argumentasi Alkitab mengenai keberadaan Allah, ada pula argumentasi logis. Pertama-tama adalah argumentasi ontologis. Bentuk argumentasi ontologis yang paling populer pada dasarnya menggunakan konsep keTuhanan untuk membuktikan keberadaan Allah. Hal ini dimulai dengan mendefinisikan Allah sebagai, “sesuatu yang paling besar yang dapat dipikirkan.” Dikatakan bahwa ada itu lebih besar dari tidak ada; dan karena itu keberadaan yang paling besar haruslah ada. Kalau Allah tidak ada, maka Allah bukanlah keberadaan terbesar yang dapat dipikirkan – namun hal ini akan berlawanan dengan definisi mengenai Allah. Argumentasi ke dua adalah argumentasi teleologis. Argumentasi teleologis mengatakan karena alam semesta mempertunjukkan desain yang begitu luar biasa, pastilah ada seorang desainer Illahi. Contohnya, kalau saja bumi lebih dekat atau lebih jauh beberapa ratus mil dari matahari, bumi ini tidak akan mampu mendukung kehidupan seperti yang ada sekarang ini. Jikalau unsur-unsur alam di atmosfir kita berbeda beberapa persen saja dari apa yang ada, semua mahluk hidup di atas bumi ini akan binasa. Kemungkinan untuk sebuah molekul protein terbentuk secara kebetulan adalah 1:10243 (yaitu angka 10 yang diikuti oleh 243 angka nol). Sebuah sel terdiri dari jutaan molekul protein.

Argumentasi logis ketiga mengenai keberadaan Allah disebut argumentasi kosmologis. Setiap akibat pasti ada penyebabnya. Alam semesta dan segala isinya adalah akibat atau hasil. Pastilah ada sesuatu yang mengakibatkan segalanya ada. Pada akhirnya, haruslah ada sesuatu yang “tidak disebabkan” yang mengakibatkan segala sesuatu ada. Sesuatu yang “tidak disebabkan” itu adalah Allah. Argumentasi keempat dikenal sebagai argumentasi moral. Setiap kebudayaan dalam sejarah selalu memiliki sejenis hukum/peraturan. Setiap orang memiliki perasaan benar dan salah. Pembunuhan, berbohong, mencuri dan imoralitas hampir selalu ditolak secara universal. Dari manakah datangnya perasaan benar dan salah ini kalau bukan dari Allah yang suci?

Sekalipun demikian, Alkitab memberitahu kita bahwa orang-orang akan menolak pengetahuan yang jelas dan tak dapat disangkal mengenai Allah, dan percaya kepada kebohongan. Roma 1:25 berseru, “Sebab mereka menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah makhluk dengan melupakan Penciptanya yang harus dipuji selama-lamanya, amin.” Alkitab juga memproklamirkan bahwa manusia tidak dapat berdalih untuk tidak percaya kepada Allah, “Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih” (Roma 1:20).

Orang-orang menolak untuk percaya kepada Tuhan karena “tidak ilmiah” atau “karena tidak ada bukti.” Alasan sebenarnya adalah begitu orang mengaku bahwa Allah itu ada, orang sadar bahwa mereka harus bertanggung jawab untuk segala sesuatu yang dilakukan. Kalau Allah tidak ada, maka kita bisa melakukan apa saja yang kita inginkan tanpa takut kepada Tuhan yang akan menghakimi kita. Saya percaya inilah sebabnya mengapa begitu banyak orang dalam masyarakat kita yang berpegang teguh pada evolusi, yaitu untuk memberi orang-orang alternatif untuk tidak percaya kepada Allah sang Pencipta. Allah ada dan pada akhirnya setiap orang tahu bahwa Allah ada. Bahkan fakta bahwa ada orang yang begitu sengitnya berusaha menolak keberadaan Allah pada dasarnya adalah merupakan bukti keberadaanNya.

Privacy Policy for https://jumplang.blogspot.com/

If you require any more information or have any questions about our privacy policy, please feel free to contact us by email at sajahamsyah@gmail.com.

At https://jumplang.blogspot.com/, the privacy of our visitors is of extreme importance to us. This privacy policy document outlines the types of personal information is received and collected by https://jumplang.blogspot.com/ and how it is used.

Log Files
Like many other Web sites, https://jumplang.blogspot.com/ makes use of log files. The information inside the log files includes internet protocol ( IP ) addresses, type of browser, Internet Service Provider ( ISP ), date/time stamp, referring/exit pages, and number of clicks to analyze trends, administer the site, track users movement around the site, and gather demographic information. IP addresses, and other such information are not linked to any information that is personally identifiable.

Cookies and Web Beacons
https://jumplang.blogspot.com/ does use cookies to store information about visitors preferences, record user-specific information on which pages the user access or visit, customize Web page content based on visitors browser type or other information that the visitor sends via their browser.

DoubleClick DART Cookie

.:: Google, as a third party vendor, uses cookies to serve ads on https://jumplang.blogspot.com/.

.:: Google's use of the DART cookie enables it to serve ads to your users based on their visit to https://jumplang.blogspot.com/ and other sites on the Internet.

.:: Users may opt out of the use of the DART cookie by visiting the Google ad and content network privacy policy at the following URL - http://www.google.com/privacy_ads.html

Some of our advertising partners may use cookies and web beacons on our site. Our advertising partners include .......

Google Adsense
These third-party ad servers or ad networks use technology to the advertisements and links that appear on https://jumplang.blogspot.com/ send directly to your browsers. They automatically receive your IP address when this occurs. Other technologies ( such as cookies, JavaScript, or Web Beacons ) may also be used by the third-party ad networks to measure the effectiveness of their advertisements and / or to personalize the advertising content that you see.

https://jumplang.blogspot.com/ has no access to or control over these cookies that are used by third-party advertisers.

You should consult the respective privacy policies of these third-party ad servers for more detailed information on their practices as well as for instructions about how to opt-out of certain practices. https://jumplang.blogspot.com/'s privacy policy does not apply to, and we cannot control the activities of, such other advertisers or web sites.

If you wish to disable cookies, you may do so through your individual browser options. More detailed information about cookie management with specific web browsers can be found at the browsers' respective websites.